Selasa, 12 Juli 2016

Respon Tubuh Terhadap Cedera

Selama hidup seseorang, jaringan maupun organ tubuhnya pasti pernah cedera. Agar semua dapat berjalan baik, maka terjadi perbaikan dan pemulihan pada jaringan dan organ tersebut. Banyak factor linkungan dan perorangan yang dapat memodifikasi dan mempengaruhi proses pemulihan. Pemulihan atau penyembuhan biasanya didahului dan diawali suatu proses peradangan.
Luka adalah rusak atau terputusnya jaringan yang disebabkan cara fisisik atau mekanik, setiap jenis luka menimbulkan peradangan, yang merupakan reaksi tubuh terhadap cedera. Luka terbagi menjadi dua jenis
1.       Luka mekanik, disebabkan oleh
·         Insisi
·         Kontusi
·         Abrasi
·         Laserasi
·         Fungsi
2.       Luka Fisik, disebabkan oleh
·         Agens mikroba
·         Agens kimia
·         Agens termal
·         Radiasi
Peradangan dapat didefinisikan sebagai reaksi jaringan terhadap cedera yang secara khas terdiri dari respon vascular, dan selular. Penyembuhan secara ideal memulihkan jaringan aslinya namun bila tidak mungkin akan terbentuk jaringan parut. Penybab umum peradangan adalah:
1.       Infeksi (dari mikroba dalam jaringan)
2.       Trauma fisik (sering disertai pendarahan dalam jaringan)
3.       Cedera kimiawi, radiasi, mekanik atau termal
4.       Reaksi imun (menimbulkan respon hipersensitivitas)

A.      Radang akut
·         Tahap vascular
Bila terjadi cedera jaringan, sejumlah besar substansi kimia kuat dibebaskan kedalam jaringan, membentuk “dinding kimiawi” (gradien kemotaktik), yang menarik cairan selsel. Reaksi awal adalah reflex neural yang berikibat vasokontriksi untuk mengurangi aliran darah. Lalu arteriol dan venula dapat memasuki celah celah jaringan, termasuk fibrinogen. Cairan ini membawa komplemen, antibody, dan zat zat lain kedarah tersebut.
·         Tahap selular
Komponen dari eksudat cairan menimbulkan respon khas oleh leukosit, yang umunya dikatakan sebagai marginasi dan “paventing” emigrasi terarah, agregasi, pengenalan dan fagositosis
·         Marginasi dan “Pavementing”
Merapatnya granulosit dan monosit pada endotel pembuluh darah.
·         Emigrasi
Keluarnya sel darah putih dengan menerobos endotel menuju ketempat cedera melalui proses emigrasi. Neutrofil pertama masuk kemudian disusul oleh monosit (makrofag) dan limfosit,
·         Pengenalan dan Fagositosis
Proses spesifik terhadap partikel yang dikenali oleh fagosit itu. Fagosit terpenting disini  adalah neutrofil dan makrofag
·         Eksudat
Cairan atau bahan yang terkumpul dalam suatu rongga atau ruangan jaringan, eksudat paling sederhana adalah eksudat serosa

B.      Radang kronis
Bila proses peradangan (inflamasi) tetap ada dan belum teratasi, make daerah itu diinfiltrasi leukosit mononuclear, khusunya makrofag dan limfosit. Peradangan kronis diinfiltrasi banyak fibroblast, yang membentuk kolagen dan jaringan parut. Luka parut dan radang menahun sering mengganggu fungsi organ tersebut.

Semua jenis peradangan memiliki kelima tanda utama radang yaitu:
1.       Calor (panas)
2.       Dolor (nyeri)
3.       Rubor (merah)
4.       Tumor (bengkak)
5.       Functio laesa (gangguan Fungsi)i



Tidak ada komentar:

Posting Komentar