Minggu, 01 Januari 2017

Resolusi tahun 2017 and Happy New Year All


Happy new year all! Ga kerasa yaa udah 2017 dan hari ini (01-01-17) adalah 1 lembar pertama dari 365 lembar buku, akan lebih baik kalau kita selalu isi dengan tulisan tulisan positif yang bikin hidup kita dan orang-orang bahagia. Ngomongin taun baru 2017, temen-temen sudah siap dengan resolusi-resolusi ditaun 2017? Mungkin beberapa dari temen-temen ada yg udah punya daftar planning 2017, goals 2017, atau ada yg bikin mind mapping 2017, dream list 2017. Tapi menurut “sahabat trivia” ada 6 hal yang perlu ada dalam resolusi temen-temen. 6 poin ini bisa bkin temen-temen bahagia di tahun 2017 dan saya sangat setuju. Mau tahu apa saja, dan kenapa saya setuju? Yuk simak dibawah yaa temen-temen.
1. Go Ahead and Never Look Back
Udah 2017 belum bisa move on juga? Wah, jangan sampe yah. Memang sulit tapi 'Melihat' ke belakang hanya boleh dilakukan, jika ingin mengambil pelajaran dari pengalaman di masa lalu. Jika temen-temen terus berfokus pada kebahagiaan yang pernah dialami di masa lalu (dengan MANTAN misalnya), teman-teman tidak akan punya cukup energi untuk menciptakan kebahagiaan yang baru di tahun yang baru. So, move on lah karna jalan akan semakin panjang, hujan akhirnya akan teduh juga dan perjalananpun harus tetap dilanjutkan. Bagaimana? sudah mantap konco? Setuju? Pasti lah yaa.
tuh dengerin kata pidi baiq

tuh dengerin jga kata brad paisley

2. Keluar dari comfort zone, berani ambil resiko
Ada berapa banyak kesempatan yang dulu pernah teman-teman lewatkan? Apa yang kini teman-teman rasakan ketika mengingatnya, rasa bersyukur atau malah  menyesal? Jika penyesalan itu masih membuntuti sampe sekarang, perbaiki kesalahan dengan tidak lagi melewatkan banyak kesempatan emas, hanya karna takut mengambil risiko. Anak muda jangan kebanyakan tidur dan melamun. Karena menurut survey saya anak muda yang sibuk dengan kegiatan yang positif adalah anak muda yang bahagia. So, be productive people! kasih mantap jiwa!

3. Membiasakan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat)
Temen-temen ingin punya berat badan ideal di tahun 2017 ini? Dari pada ikutin program diet yang sering gagal, mengapa tidak merubah hidup sehat saja? Misalnya dimulai dari hal-hal kecil yang serin temen-temen lupa yaitu dengan rutin meminum air putih, mengurangi makanan yang mengandung bahan kimia, seperti makanan atau minuman kemasan, mengurangi makan gorengan dan MIE yang wanginya selalu lewat-lewat setiap jam dikantin kampus haha. Mungkin temen-temen ada yg menjadikan idolanya sebagai body goals yang memotivasi temen-temen. Kalo idola saya ini dia: Gigi Hadid! OMG this is the real body goals! Aku harap taun ini body aku bisa mirip-mirip dikitlah sama Gigi wkwk.
I LOVE U GIGI
definition of perfection
4. Spending time dengan orang-orang yang tepat 
Bersama orang-orang yang tepat, temen-temen tidak akan merasa menyianyiakan waktu. Lalu, apa indikasi orang yang tepat dan tidak? Sehabis bertemu atau berkumpul, coba tanyakan pada diri temen2 sendiri, apakah merasa senang? Apakah mendapatkan pelajaran berharga dari obrolan-obrolan ringan tadi? Apakah pertemuan tadi membuat temen-temen makin berenergi atau justru merasa lelah? Temen-temen sering denger kan kita tidak boleh pilih-pilih temen. Ya memang betul saya sendiri punya banyak teman dan berteman dengan siapa saja tapi teman-teman harus bijak dalam memilih dengan siapa kita menghabiskan waktu, agar bermanfaat. Ini beberapa kelompok temen-temen terbaik saya, yang selalu membawa kebaikan dihidup saya. Kamu juga pasti punya kan?
Teh mpa, Teh mpi, Teh nida, Teh fitri, Nurul
Utari, Rieska, Ummu, Nunu, Eka, Asni, Utti, Anggi, Ulfa, Novi, Mae

desya, jiyah, wilda, ai, tita, niar, ifah, fatwa, nurul, heri, nisa, indev
aswan, zul, yudi, momo, rizal, gembul, dimas, harun

5. Lebih percaya diri dan tunjukan bakatmu
Tidak sedikit dari temen-temen yang masih meragukan kemampuan istimewa yang temen-temen miliki. Justru dengan pemikiran seperti itu, temen-temen jadi merasa 'wajar' jika tidak berupaya secara optimal. Padahal, sesungguhnya mereka atau pun kamu, mampu melakukan hal-hal yang sebelumnya kamu ragukan loh! Cobalah untuk lebih mempercayai diri dan kemampuan temn-temen sendiri. Rasa percaya diri tersebut akan 'terlihat' pada karya-karya yang temen-temen ciptakan. So, ditahun ini temen-temen tidak boleh ada yang merasa rendah diri lagi! Kalau kata devina dan chandra “gapapa jelek yang penting sombong” temen-temen wajib tuh denger lagunya. Bagaimana? Mantap Soul?

6. Senyumin aja bro-sis
Setelah temen-temen memberanikan diri mengambil risiko yang mungkin akan temen-temen alami, bukan tidak mungkin dalam perjalanan temen-temen, akan mengalami kegagalan. Mulai dari gagal diterima di jadi asisten, gagal lulus tepat waktu, gagal mendapat ipk sempurna ataupun gagal dalam percintaan wkwk (kalo ini saya). Kegagalan yang temen-temen alami jangan sampai membuat terpuruk dan malas berupaya lagi. Cobalah untuk menertawai kegagalan temen-temen dan menerimanya sebagai bagian dari perjalanan yang bisa membuatmu semakin hebat. Keep Fighting!








Selasa, 12 Juli 2016

Makalah Dental Material Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddinn

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

Kata keramik berasal dari kata keramos dalam bahasa Yunani yang secara harfiahberarti “bahan yang dibakar”, tetapi kemudian mempunyai arti yang lebih khusus yaitu mengenai suatu materi yang diproduksi secara pembakaran atau pengapian. Keramik pertama yang dibuat oleh  manusia adalah alat dari tanah seperti pot yang digunakan untuk keperluan-keperluan domestik rumah tangga. Material ini opak, relative lemah dan porus, serta tidak tepat untuk penggunaan bidang kedokteran gigi. Bahan ini terdiri terutama dari kaolin atau tanah liat. Campuran bahan ini dan mineral-mineral lain seperti silica dan feldspar (bahan pengikat) menghasilkan bahan yang translusen atau tembuspandang dan sangat kuat, yang dibutuhkan untuk restorasi kedokteran gigi. Material mengandung tambahan unsure-unsur penting ini diberi nama porselan.
Fusi atau penggabungan (pencampuran, peleburan) porselan telah lama digunakan dalam pembentukan suatu karya dalam bidang seni. Fusi ini dapat diproduksi pada hampir setiap corak atau warna, dan keadaan translusensinya memberi suatu kedalaman warna yang tidak bisa didapatkan dengan menggunakan material-material lain. Walaupun teknik untuk fusi porselan harus dengan ketelitian tinggi, tetapi dapat diawali dengan moulded dengan tangan sebagai suatu pasta, serta peruubahan-perubahan dapat dilakukan pada berbagai tahapan pengerjaan. Dengan demikian, tidak mengherankan bahwa kemudian bidang kedokteran gigi beralih kepenggunaan porselen untuk pembuatan geligi artificial, dan vinir (veneer/penglapisan).
Walaupun porselen mempunyai sifat estetika yang menyenangkan dalam biokompatibilitasnya sangat bagus serta tidak pernah diragukan, namun penggunaannya kadang-kadang terbatas karena keadaan material yang relative rapuh serta pengerutan besar yang terjadi selama pemrosesannya. Banyak perkembangan terakhir memberikan jalan keluar yang potensial untuk mengatasi masalah-masalah ini.1

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan dental porselen?
2.      Apa saja komposisi dental porselen?
3.      Apa saja lapisan-lapisan porselen?
4.      Bagaimana sifat fisikdental porselen?
5.      Apa saja jenis-jenis dental porselen?
6.      Bagaimana klasifikasi dental porselen?
7.      Apa kelebihan dan kekurangan dari dental porselen?
8.      Bagaimana cara manipulasi dental porselen?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dental porselen
2.      Untuk mengetahui komposisi dental porselen
3.      Untuk mengetahui lapisan-lapisan porselen
4.      Untuk mengetahui sifat fisik dental porselen
5.      Untuk mengetahui jenis-jenis dental porselen
6.      Untuk mengetahui klasifikasi dental porselen
7.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari dental porselen
8.      Untuk mengetahui cara manipulasi dental porselen








BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Dental Porselen
     Porselen dalam kedokteran gigi adalah bahan keramik yang terbuat dari kaolin, feldspar, silica, dan berbagai pigment. Digunakan untuk merestorasi bentuk dan fungsi gigi asli dan untuk membuat inlay, mahkota, pontik jembatan, dan gigi buatan dan protesa. Bisa berupa low, medium, atau high fusing menurut suhu pembakarannya yang dilakukan di dalam tungku pemanas elektrik. 2

2.2. Komposisi Dental Porselen
Macintosh HD:Users:haasrijunuarti:Desktop:Screen Shot 2016-04-02 at 5.19.44 PM.png










                 Dental porselen mengandung sedikit kaolin dan banyak dental keramik (glasses). Saat bahan-bahan terca,pur dengan feldspar, porselen diketahui sebagai feldspathic porcelain.3

2.2.1. Feldspar
Feldspar-potassium aluminium silikat (Orthoclase) dan sodium aluminium silikat (albite)-berbentuk matriks phase. Bercampur pada 1200 derajat celcius, menjadi glassy tapi mempertahankan bentuknya. Saat tercampur dengan metal oxides dan dibakar, feldspar membentuk glass phase yang lembut dan agak cair. Partikel bubuk bersatu (bergabung tanpa lelehan komplit), proses ini disebut sintering. Penambahan dari flux low fusing, contohnya boraks, menurunkan suhu peleburan feldspar. 3
Feldspar, digunakan partikel berukuran 1-80mikrometer. Mengalami penyusutan pembakaran. Saat dipanaskan 1150-1550 derajat celcius, Feldspar mengalami kongruen meleleh membentuk leucite (KAlSi2O6) dalam liquid glass. Leucite mempunyai ekspansi termal terbesar sebelum koefisien ekspansi (20-25x10-6/derajat celcius dibandingkan dengan 10x10-6/derajat celcius untuk felspathic glasses), penting untuk penyatuan porselen ke logam.3

2.2.2. Silica
Berbentuk amorf dengan titik lebur tinggi (fused silica) karena jaringan tiga dimensi dari silica tetrahedra. Silica tersebar membentuk ikatan ke feldspar pada suhu tinggi.3

2.2.3. Kaolin
Penambahan rendah dari kaolin (china clay, Al2O3.2SiO2.2H2O) memberi warna yang gelap dan kontribusi ke formasi matriks. Menjadi lengket pada pencampuran dengan air dan membantu membentuk massa yang dapat digunakan untuk fibrikasi crown. 3

2.2.4. Metallic Oxides
Penambahan dari beberapa metal oxides meningkatkan warna ke porselen. Bergabung dengan fine glass dan feldspar, massa terbentuk kembali dan tercampur dengan frit yang tidak berpigmen untuk menghasilkan warna dan efek yang diperlukan.3



2.3Lapisan-lapisan Porselen
     Lapisan-lapisan atau vinir porselen memberikan cara untuk perbaikan penampilan gigi yang ternoda atau berubah warna. Lapisan tersebut terdiri dari suatu struktur seperti kerang tipis yang secara ideal dibuat sedemikian rupa sehingga dapat beradaptasi sangat baik dengan gigi yang sudah dipreparasi. Ada sejumlah kontroversi seperti apakah lapisan lapisan tersebut dapat dilekatkan ke gigi yang tidak dipreparasi – suatu teknik yang nyata tetap menjaga keutuhan substansi gigi, atau apakah pengurangan kontur gigi adalah penting. Kebanyakan penulis menyarankan pembuangan sekitar 0,5 mm dari email bagian labial. 1
     Lapisan-lapisan secara umum dengan tebal 0,5 mm – 0,8 mm, dapat dibentuk dari porselen feldspatik, keramik gelas, keramik dipres, atau teknik CAD-CAM, serta) diikatkan (bond)ke email gigi menggunakan bahan luting resin komposit. Bonding atau pengikatan ini didapatkan dengan meng-etsa email dengan larutan atau gel asam fosforik. Permukaan fiiting dari lapisan atau vinir, dietsa dengan suatu larutan asam hidrofluorat, kemudian dikeringkan dan diberi bahan kopling silan untuk membantu pengikatan ke resin komposit.1
     Penampilan gigi yang telah dilapisi tergantung pada warna yang mendasari struktur gigi, kualitas estetika dari keramik, serta penggunaan warna yang tepat dari komposit luting yang mungkin dibutuhkan untuk menutupi perubahan warna pada gigi terkait, serta memberi suatu penampilan seperti asli. Penggunaan suatu komposit luting yang diaktifkan oleh cahaya adalah umum. Material-material ini memberikan keuntungan dari panjangnya masa kerja selama dan sehingga pelapisan dapat dilakukan secara akurat.1
     Suatu pengukuran akurat dari warna pelapisan porselen, tidak dapat dibuat dari percobaan tanpa “kopling” lapisan tersebut ke gig yang akan dilapisi. Proses ini meliputi pengikatan lapisan secara optikal ke gigi terkait untuk melihat apa pengaruh warna gigi terhadap restorasi akhir. Dalam bentuk sederhana ini bisa didapatkan dengan menggunakan air, tetapi satu alternatif yang lebih baik adalah pasta untuk percobaan yang larut dalam air. Produk komersial ini mempunyai karakteristik warna yang sama dengan resin luting, tetapi dapat dibuang ke permukaan yang dilapisi dengan air sebelum melekatkan vinir dengan lute ke tempat.1
     Dalam sejumlah hal keberhasilan klinis yang tampak dengan vinir porselen adalah menakjubkan. Tekniknya meliputi support dari material yang sangat tipis, kaku dan rapuh, vinir tersebut dan oleh suatu material yang lebih fleksibel, yaitu komposit luting. Dapat diharapkan bahwa keretakan keramik mungkin sering terjadi di bawah keadaan demikian. Fakta bahwa keadaan ini tidak merupakan suatu masalah utama bahwa stress yang terjadi tidak cukup besar untuk menyebabkan strain sebesar 0,1% yaitu strain kritis yang menyebabkan material keramik paling banyak akan fraktur.1
     Cara alternatif dari penggunaan vinir porselen meliputi penggunaan vinir akrilik yang sudah terbentuk (pre-formed) atau vinir resin komposit yang dapat dipoles. Material keramik mempunyai keuntungan berupa lebih tahan lama, mungkin berkaitan dengan lebih tingginyakekerasannya. Teknik pembuatan memang lebih membutuhkan waktu lebih banyak daripada metode langsung yaitu penggunaan suatu komposit veneering. Vinir akrilik yang sudah terbentuk tampak memberikan keuntungan kenuntungan sedikit. Bahan yang menggabungkan cara klinis dan teknik laboratorium dengan daya tahan yang buruk. 1


2.4 Sifat Fisik Dental Porselen
2.4.1. Kekuatan
Porselen dan keramik bersifat keras, berbahan rapuh; kekuatannya bergantung pada irregular permukaan, bagian dalam yang kosong, porositas. Retak karena kerapuhan, umumnya memulai dari lapisan inti interior dan menyebar keluar permukaan. Ketidakkuatan terbatas dari perambatan retak dan tegangan termal retak; goresan dari permukaan penggilingan bisa menyebabkan inisiator retak (stress risers). Menghambat retakan kaca. 3
Porselen rentan untuk gagal diperburuk oleh kecenderungannya untuk menjalani waktu tergantung proses dari static fatigue. Ini menyebabkan kekuatan berkurang bahkan dalam ketidakadaan dari pemuatan eksternal meskipun kegagalan dipercepat dibawah pemuatan mekanikal dinamik. Tepat menyebabkan kelelahan statis yang tidak diketahui tapi mungkin terkait ke hydrolitic reaction melibatkan komponen struktural internal dari porselen.
Elongasi total kurang dari 0,1% dan pembengkokan dari 0,01% menyebabkan fraktur. Porselen jauh lebih lemah dibawah tarikan atau pemuatan melintang dibanding kompresi. Kekuatan melintang bisa berdampak melalui perbaikan formulasi dan proses, contoh “high-strength” porselen.
Porselen sangat tahan terhadap serangan kimia tapi konsiderasi sifat fisik bisa membatasi penggunaan porselen pada regio daerah posterior. 3
2.4.2. Porositas
Udara terperangkap selama vitrifikasi menyebabkan porositas tapi bisa dihilangkan dengan (1) dipanaskan dibawah vacuum, (2) dipanaskan pada selective atmosphere, atau (3) didinginkan dibawah tekanan. Kekuatan meningkat dari kurangnya porositas batasnya 25% untuk dampak kekuatan dan 18-30% dalam kekuatan kompressif. Bahkan kurangnya porositas mempengaruhi estetik, mempunyai efek kecil pada kekuatan tarikan. 3
2.4.3. Kekerasan
Kekerasan dan resistensi abrasi dari porselen membuatnya sulit untuk dikilapkan bahkan permukaan yang sudah dikilapkan resistensinya kurang tahan untuk akumulasi plak dibanding permukaan yang dipasangi kaca. Sedangkan porselen bisa terabrasi melawan enamel  gigi, abrasivitas tersebut bervariasi dengan karakteristik keramik dan sering tak terduga sejak  terkait ke bahan mikrostruktur internal serta sifat dari gigi lawan.3
2.5 Jenis-jenis Dental Porselen
2.5.1. All Porcelain
                        Mahkota penuh fullsphatic porcelain diproduksi di foil platinum adalah salah satu dari upaya pertama untuk membentengi kekuatan dari semua restorasi keramik. Sekarang ini proses lain banyak digunakan pada fabrikasi mahkota all porcelain.4
1.      Keuntungan:4
a.       Sangat estetik. Porselen merupakan bahan restorasii yang memiliki macam-macam warna yang dapat disesuaikan dengan warna gigi asli pasien sehingga sangat cocok digunakan untuk restorasi gigi yang mementingkan nilai eestetik.
b.      Warna stabil dalam pemakaian.
c.       Tidak mudah aus jika membuatnya baik. Artinya tidak ada overhanging yang dapat menyebabkan keausan pada porselen dan gigi antagonisnya.
d.      Tidak memiliki bau
e.       Tidak bereaksi dengan cairan rongga mulut.
f.       Tidak menimbulkan alergi karena bersifat biocompatible
g.      Bahan isolator panas yang baik
h.      Permukaan yang mengkilab dan licin sehingga akan mempersulit retensi plakk, debris dan sisa-sisa makanan ketika diaplikasikan dalam rongga mulut.
2.      Kerugian:4
a.       Mudah pecah jika diberi tekanan yang berlebihan
b.      Pembuatannya yang cukup sulit
c.       Kurang kuat jika dibandingkan dengan restorasi metal porselen
d.      Dapat menyebabkan gigi antagonisnya mengalami aus jika restorasinya kurang baik. Terdapat undercut dan overhanging.
e.       Harganya yang lebih mahal jika dibandingkan ddengan restorasi metal porselen.
f.       Sulit memadupadankan warna yang sesuai dengan warna gigi asli pasien sehingga membutuhkan keahlian khusus dan pengalaman dari operator sendiri.
3.      Indikasi:4
a.       Gigi yang membutuhkan nilai estetik tinggi.
b.      Permukaan proksimal, lanial, atau bukal yang sudah tidak efektif untuk direstorasi dengan resin komposit.
c.       Gigi yang mengalami mahkota klinis tinggi.

4.      Kontraindikasi. Mahkota all porcelain tidak bsa digunakan saat:4
a.       Gigi asli belum erupsi sempurna.
b.      Preparasi dari mahkota all porcelain akan mau tidak mau menyebabkan keterlibatan pulpa.
c.       Partisipasi pasien dalam beraktifitas atau kebiasaan parafungsional, seperti merokok, yang melibatkan kontak berat pada area kecil dari pertumbuhan gigi.
d.      Kebiasaan pasien menggiling/mengepalkan gigi.
e.       Pasien membutuhkan restorasi yang diperkuat, sepeti posterier fixed bridge.
2.5.2. Porcelain Fused to Metal
     Porselen yang difusikan atau digabungkan ke restorasi metal (PFM) meliputi suatu penyatuan sifat-sifat mekanikal yang baik  dari aloi kedokteran  gigi dengan sifat-sifat estetika sangat baik dari porselen. Pada umumnya restorasi terdiri dari suatu sub struktur aloi dengan vinir yang diikatkan ke porselen  (bonded porcelain veneers)1
     Kebutuhan utama dari material-material yang digunakan dalam restorasi PFM adalah kompabilitas metal dan keramik yang digunakan. Porselen feldspatik yang digunakan untuk pengerjaan PFM umumnya mengandung sejumlah bermakna dari leusit (leucite).  Keadaan ini meningkatkan koefisien  ekspansi ternal dan porselen menjadi suatu nilai yang lebih mendekati nilai dari metal. Keadaan ini membantu mencegah perkembangan stress ternal selama pendinginan dari suhu pembakaran. Keberadaan leusit juga membantu menguatkan keramik. Kebutuhan minimum akan kekuatan lentur untuk keramik PFM seperti dinyatakan dalam standar ISO adalah 50 MPa, yang sama dengan kebutuhan untuk porselen dentin/email yang diguanakan pada restorasi keramik penuh atau seluruhnya.1
     Kebutuhan-kebutuhan aloi yang digunakan untuk membentuk substruktur adalah sama dengan yang untuk pengerjaan peninglkatan non-porselen,dengan tamabahn sebagai berikut :1
1)      Aloi yang baru saja selesai dicor menjadi bentuk yang diinginkan, harus mampu menahan pembakaran porselen tanpa meleleh atau terjadinya penyebaran secara menjalar. Jadi aloi harus mempunyai suatu suhu fusi tinggi.
2)      Aloi harus cukup kaku untuk menyuport suatu vinir porselen yang sangat rapuh, kalau tidak, fraktur pada vinir tidak dapat dielakkan.
3)      Aloi harus mampu untuk membentuk suatu peningkatan dengan vinir porselen  agar  vinir tidak mudah lepas.
4)      Aloi harus mempunyai suatu nilai koefisien ekspansi ternal yang sama dengan yang untuk porselen yang diikatakan kepadanya.
2.6 Klasifikasi Dental Porselen
1.      Macintosh HD:Users:haasrijunuarti:Desktop:Screen Shot 2016-04-02 at 8.38.35 PM.pngBerdasarkan Fusion Temperature (Temperatur Pembakaran)


·         High

a.       High Fusing Porcelain
Digunakan terutama untuk jacket crown atau gigi tiruan dan terdiri dari feldspar, kaolin, dan quartz. Temperatur pembakaran dan waktu tidak bersifat terlalu panas. Mudah membeku tapi cenderung bernoda. 3
b.      Medium Fusing Porcelain
Terdiri dari frits lelehan rendah diproduksi dari fluxing dengan sodium atau potasium karbonat dan biasa dengan CaCO3 atau boraks, penambahan membentuk metal oxide pada pembakaran. 3
c.       Low Fusing Porcelain
Jenis low fusing ini digunakan untuk membuat mahkota dan jembatan.7
d.      Very Low Fusing Porcelain
Mempunyai modifikasi prefusi yang tinggi, bubuk frit sangat berguna untuk low melting alloys.3
2.      Berdasarkan Aplikasinya
a.       Core Porcelain
Berisikan banyak alumina untuk memperoleh kekuatan ekstra dan keopakan pada inti porselennya dan di atas inti ini dilapiskan porselen penutupnya.2
b.      Opaque Porcelain
Digunakan untuk menutupi warna dari logam pada restorasi logam fusi keramik.5
c.       Dentine Porcelain
Porcelain translusen yang telah diberi pigmen yang digunakan untuk membentuk badan porselen mahkota  dan membentuk bentuk keseluruhan dan warna mahkota.2
d.      Enamel Porcelain
Bubuk porselen yang diaplikasikan pada permukaan luar mahkota porselen selama proses pembakarannya agar diporeleh translusensi dan warna yang diinginkan seperti pada gigi asli.2

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Dental Porselen6
a.       Dental porselen menyebabkan keausan yang signifikan sampai enamel dan permukaan oklusal logam.
b.      Dampaknya gigi cukup rapuh dan mudah retak atau patah.
c.       Gigi sulit untuk penyesuaian oklusal karena kehilangan permukaan glasirnya dan polishing cukup sulit.
d.      Ruang lengkung terbatas, karena kemampuan yang sangat terbatas untuk membentuk kembali daerah servikalnya.
e.       Dental porselen bila terjadi kontak antara gigi antagonisnya menghasilkan bunyi yang bising.
f.       Kepadatan yang lebih tinggi meningkatkan beratnya.
g.      Ketidaksesuaian dalam koefisien ekspansi termal dari porselen dan resin menghasilkan tekanan di dasar resin, yang dapat menyebabkan distorsi dari pangkalan.
h.      Memungkinkan gigi palsu untuk rebased tanpa perlu mengganti gigi.
i.        Larut dalam cairan mulut dan kebanyakan pelarut organik.
j.        Dimensi stabil dan sulit dibandingkan dengan resin yang lembut.
k.      Dental porselen memiliki ketahanan aus yang tinggi yang sama dengan atau lebih besar dari gigi alami, dan 10 sampai 20 kali dari gigi resin.
l.        Tidak  menunjukkan deformasi permanen di bawah oklusal.

2.8 Manipulasi Dental Porselen
a.       Pelekatan
Sebuah penyatuan dibuat dengan mencamputpr bubuk porselen dengan air, pati, gula, atau glikol dan adisi, yang terakhir ditambahkan adalah viscosity dan wettability. Karakteristik manipulasi dari campuran ini ditentukan dari ukuran partikel porselen dan distribusi bahan pengikat organik pada cairan. Campuran kemudian di tuangkan ke dalam mold atau diaplikasikan dengan sikat atau spatula ke die. Proses terakhir disebut stacking.3
b.      Kondensasi
Air dihilangkan dari campuran penting untuk packing tertutup dari partikel bubuk dan memperkecil ruang kosong dalam massa. Kondensasi sukses mengurangi pelepasan penyusutan material, aliran pyroplastic, dan pecahan dari porsepen selama peningkatan kekuatan.3
c.       Dies
Sebuah matriks platinum atau temperatura tinggi material die digunakan sebagai substrat untuk membentuk porselen saat menyiapkan restorasi keramik. Matriks platinum harus hati hati beradaptasi ke dir mengunakan folded (tinner's) joints.3
d.      Pengeringan
Porselen harus dikeringkan perlahan (dekat sebuah oven terbuka) untuk menghilangkan air. Ini mencegah porositas. Penguapan generasi dan atau memecahkan porselen.3
e.       Pelepasan (pelelehan)
Lelehan memerlukan pembentukan dari jembatan gelas antara partikel porselen terpisah, beberapa faktor bergabung. Tipe dari porselen menentukan temperature lelehan . temperature remdah gelas mengalir dengan porselen penyatuan rendah dari pada dengan penyatuan material tinggi. Pelepasan dibawah tekanan minimum (Ca 50 mmHg) menghilangkan udara dalam kehampaan tapi mengosongkan porselen memerlukan pigmentasi khusus untuk menghindari penurubab dibawah tekanan minimum.3
1. Lapisan : porselen dilapisi oleh (i) kecepatan tinggi pelepasan bisque dengan temperature tinggi minimum mempertahanlam atau melapisi aplikasi atau (ii) melembutkan aliran dari gelas modifikasi tinggi. Lapisan meningkatkan kekuatan porselen.3
2. Penyusutan pelepasan : biasanya 15-35% tergantung dari temperature pelepasan. Penyusutan dari massa memadatkan sewajarnya. Umumnya bebas daru metode kondensasi. Tergantung dari ukuran partikel dan distribusi pendinginan lambat dari temperatur lelehan mengurangi tekanan termal permukaan memecahkan formasi di permukaan porselen.3
                                                BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan         
            Porselen dalam kedokteran gigi adalah bahan keramik yang terbuat dari kaolin, feldspar, silica, dan berbagai pigment. Jenis dari porselen terdiri all porcelain dan porceain fused to metal. Dimana masing-masing jenis porcelain tersebut memiliki kelebihan, kekurangan, indikasi, kontradiksi, dan aplikasinya dalam kedokteran gigi. Klasifikasi dental porselen bermacam-macam; Berdasarkan fusion temperature (temperatur pembakaran): high fusing, medium fusing, low fusing, ultra low fusing. Berdasarkan aplikasinya: core porcelain, opaque porcelain, dentin porcelain, dan enamel porcelain.












DAFTAR PUSTAKA

1.      McCabe JF, Walls AW. Applied dental materials. Ninth edition. Singapore:Blackwell Publishing, 2008.
2.      Ogston R, Harty FJ. Kamus kedokteran gigi. Jakarta:EGC, 2002.
3.      Fraunhofer J. Dental materials at a glance. Second Edition. Oxford:Willey Blackwell, 2013.
4.      Goldstein RE. Esthetics in dentistry. Second edition. London:B.C.Decker,1998.
5.      Hussain S. Textbook of dental materials. New Delhi: Jaypee, 2004.
6.      Fenton. Prosthodontics treatment for edentulous patients. United States: Elsevier, 2013.
7.      Srivastava D. Dental science. Second edition. New Delhi: Jaypee, 2007.