Selasa, 13 Januari 2015

Makalah Farmasi Unhas Suhu Bobot Tubuh dan LPT


Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna pengganti diskusi laboratorium biofarmasi.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua dan teman teman, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang suhu, bobot dan luas permukaan tubuh dari berbagai sumber informasi, referensi dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai hambatan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Hasanuddin. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, saya  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Pekanbaru, Desember 2014
                                                                                                            Penyusun



          Azka Asfarinda
 (N11114510)



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI  ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar belakang........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Teori Umum............................................................................................ 3
B.    Skema Kerja........................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A.    Simpulan................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 16

 BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pada dasarnya makhluk hidup memerlukan energi untuk bertahan hidup dan melakukan segala aktivitasnya sehari-hari. Energi ini diperoleh dari makanan yang kita makan. Meskipun makanan harus selalu cukup untuk mensuplai kebutuhan metabolisme tubuh  dan tidak cukup menimbulkan obesitas, juga karena berbagai makanan mengandung berbagai protein, karohidrat dan lemak. Dimana semua zat ini harus diperhatikan kesetimbangan antara jenis makanan sehingga semua system metabolisme dapat disuplai dengan bahan yang dibutuhkan.
Energi yang dibutuhkan dari setiap gram karbohidrat waktu dioksidasi menjadi karbondioksida dan air adalah 4,1 kalori dan dikeluarkan dari lemak adalah 9,3 kalori. Energi yang dikeluarkan dari metabolisme  protein rata-rata diet waktu setiap gram dioksidasi menjadi karbondioksida, air, dan urea adalah 4,35 kalori.
Orang dewasa yang disetarakan oleh farmakope umumnya berdasarkan usia dan bobot badan. Orang dewasa umumnya dianggap  mempunyai bobot badan 70 kg. wanita dengan perawakan yang lebih kecil dan massa tubuh yang mengandung lebih banyak lemak, umumnya lebih rendah bobot badannya dari pria. Pendapat mutakhir menganjurkan dosis obat dihitung berdasarkan luas permukaan tubuh.
Pada sebagian besar bagain dunia lain jumlah energi yang berasall dari karbohidrat jauh lebih besar dari yang berasal dari protein dan lemak 20-30 gram setaiap hari, oleh karena itu semua sel harus terus menerus membentuk protein baru untuk menggantikan protein yang dihancurkan maka suplai protein dibutuhkan dalam diet untuk tujuan ini.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Teori Umum
Makhluk hidup harus mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu. Suhu tidak hanya penting dalam sekresi langsung dimana hewan berusaha untuk menghindari terlalu panas atau terlalu dingin, akan tetapi secara evolusi suhu juga berperan dalam perkembangan system hidup. Misalnya peningkatan suhu yang  hanya beberapa derajad akan tetapi menyebabkan peningkatan laju reaksi kimia yang sangat besar, biasanya laju reaks kimia akan meningkat dua kali lipat setiap kenaikan temperature sebesar 10O C sel setalah mengembangkan suatu mekanisme untuk mengatasi hal ini yang mungkin dicapai melaui mekanisme evolusi ataupun metabolic (Pearce, 2005 hal : 76).
Namun mkahluk hidup juga memiliki keterbatasan pada suhu sekitar 1-2o C air didalam sel akan membeku. Zat-zat lain yang ada dalam sel akan menjadi pekat sehibngga tidak memungkinkan  untuk berfungsi dengan baik dan kehidupan akan terhenti (pada beberapa kasus, paling tidak hingga sel dipanaskan kembali) batas tertinggi pada suhu akan menyebabkan ikatan hydrogen yang menjadi pengikat protein mulai lep[as sehingga protein akan juga mengalami denaturasi (Syamsuri, 1999 hal : 32).
Panas secara terus menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil dalam sampingan metabolisme dan panas tubuh juga secara terus menerus dibuang di lingkungan sekitar. Bila kecepatan pembentukan panas dapat vtepat sama  seperti kecepatan kehilanhan, orang dikatakan berada dalam keseimbangan pamnas tetapi bila keduanya diluar keseimbnagn, panas, tubuh dan suhu tubuh akan jelas mengalami peningkatan (Anonim, 2005    hal : 2)
Ada 4 cara tubuh melepaskan  panas yaitu (Guyton,1991 hal : 1142);
1.    Radiasi
Kehilangan panas dengan cara radiasi dalam bentuk sinar infra merah, suatu jenis gelombang elektromagnetik yang beradiasi dari tubuh ke sekelilingnya, yang lebih dingin dari pada tubuhnya sendiri, kehilangan ini meningkat bila suhu sekeliling menurun.
2.    Konduksi
Biasanya hanya sedikit panas dibuang dengan cara konduks ilangsung dari permukaan tubuh ke objek lain. Seperti pada kursi atau pada tempat tidur. Tetapi kehilangan panas dengan cara konduksi ke udara merupakan bagian kehilangan panas tubuh yang dapat di ukur, bahkan dalam keadaan normal.
3.    Konveksi
Pergerakan udara dikenal sebagai konveksi dan pembuangan panas dari tubuh dengan cara arus udara. Konveksi sering dinamakan “kehilangan panas dengan cara konveksi” sejumah kecil konveksi hamper selalu terjadi sekitar tubuh karena kecenderungan udara yang dekat dengan kulit bergerak ke atas waktu udara tersebut dipanaskan. Oleh karena itu orang telanjang yang duduk dengan cara konduksi ke udara dan kemudian dengan cara konveksi menjadi tubuh.


4.    Evorpasi
Bila air menguap dari permukaan tubuh 0,58 kalori panas hilang untuksetiap gram air yang menguap. Air yang menguap secara   insersibel dari kulit dan paru dengan kecepatan sekitar 600 ml perhari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas secara kontinyu dengan kecepatan 12-16 kalori/jam. Penguaan air insensible langsung melalui kulit dan paru ini tidak dapat dikontrol   untuk tujuan pengaturan suhu sebab penguapan ini akibat dari difusi molekul molekul air yang terus menerus tanpa mengindahkan suhu tubuh.
Manusia termaksud makhluk hidup yang homoleokterm yaitu yang suhunya dapat diatur konstan meskipun pada suhu lingkungan yang berubah-ubah. Tentu saja yang dimaksud hanya rongga tubuh (237oC). Anggota dajn kulit termaksud poikiloterm (keadaan suhu tubuh yang bergantung pada suhu lingkungan). Kestabilan suhu tubuh hanya mungkin diperoleh jika produksi panas dapat dibuat seimbang dengan pengambilan panas (Thermoregulation). Produksi panas bergantung pada keseluruhan energi (Anonim, 2006 hal : 32).
Hipotalamus adalah pusat pengaturan suhu, disini terdapat reseptor suhu, mencatat suhu tubuh. Hipotalamus memperoleh informasi tambahan dari reseptor suhu kecil si=umsum tulang belakang. Dipusat pengaturan suhu dari hipotalamus suhu tubuh sesungguhnya dibandingkan dengan suhu tubuh ideal. Jika terjadi penyimpangan akan diatur, jika suhu tubuh meningkat diatas nilai ideal maka cairan darah kulit meningkat disini volume darah tidak hnay mengangkut lebih banyak panas tetapi juga menurunkan pertukaran aliran balik panas antara arteri dan vena selain itu   aliran balik vena dari vena yang lebih dalam dialihkan ke vena permukaan. Selain itu sekresi kerngat ditingkatkan yang mendinginkan permukaan kulit sehingga menghasilkan gradient temperature yang penting untuk pembebasan panas (Anonim, 2006    hal : 32).
Dosis obat yang harus diberikan pada pasien untuk menghasilakan efek yang diharapkan tergantung dari banyak factor, antara lain usia. Bobot badan, kelamin besarnya permukaan badan, beratnya penyakit dan keadaan daya tangkis penderita (Hoan, 2002 hal : 43).
               Berat badan digunakan untuk menghitung dosis yang dinyatakan dalam mg/kg. akan tetapi, perhiyungan dosis anak dari dosis dewasa berdasarkan berat badan saja. Seringkali menghasilkan dosis anak yang terlalu kecil karena anak mempunyai laju metabolisme yang lebih tinggi sehingga per kg berat badannya seringkali membutuhkan dosis yang lebih tinggi dari pada orang yang dewasa (kecuali pada neonatus). (Ganiswara,  1995 hal : 821).
         Luas permukaan tubuh lebih tepat untuk menghitung dosis anak karena banyak fenomena fisik lebih erat hubungannya dengan luas permukaan tubuh. Berdasrkan uas permukaan tubuh ini, besarnya dosis anak sebagai persentase dari dosis dewasa (Ganong, 2002 hal : 172)
Takaran farmakope yang dimuat dalam farmakope Indonesia dan farmakope nagara-negara lain hanya dimaksudkan sebagai pedoman saja. Begitu pula dosis maksimal (DM) yang bila dilampaui dapat mengakibatkan efek toksis bukan merupakan batas yang mutlak harus dibatasi (Hoan, 1999 hal : 543).
Dosis maksimal (DM) adalah dosis maksimum untuk dewasa untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan dan rectal.Penyerahan obat melebihi DM harus dibelakang jumlah obat pada resep diberi tanda seru dan paraf Dokter penulis resep. Dosis lazim untuk dewasa anak dan bayi merupakan petunjuk bukan pengikat (Anief, 1987 hal : 28).
                       
B.  Uraian Bahan
                                       1.    Alkohol   (FI III Hal : 65)
               Nama resmi            : Aethanolum
               Nama lain               : Alkohol
               RM / BM                  : C2H6O / 46,07
               BJ                            : 0,8119 sampai 0,8139
                       Pemerian        : Cairantidakberwarna, jernihmudahmenguapdanmudahbergerak, baukhas rasa      panas.
                         Kelarutan     : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.
                        Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
                        Kegunaan     : Sebagaipembersih / Penetralalat thermometer.

C.   UraianProbandus
         Manusia(www.Phitecantropus.com)
Regnum                    : Animalia
Phylum                                  : Chordata
Sub Phylum              : Vertebrata
Class                          : Mammalia
                                                Ordo                                    : Rodentia.
                                                Genus                                    : Phytecantropus
         Species                         : Phitecantropus erectus.

D.  ProsedurKerja (Anonim, 2006)
A.   BobotBadandanLuasPermukaan
1.    Timbanglahbobotbadandanukurlahtinggibadantiapanggotakelas
2.    Catatdatanyadalam table yang mengandung data sbb :
                        -       Bobotbadan
      -       Tinggibadan
                        -       Umur          
                        -       JenisKelamin  
                        -       Luaspermukaantubuhmenurutperhitungan
      -       Luaspermukaantubuhmenurutkutipan (Wagner, JG.1971, Biopharmaceutics and RelevanPharmakokinertics).
    3.    HitungLuaspermukaan rata-rata    
                        -       Seluruhkelas
                        -       Wanitasaja
                        -       Priasaja
4.    Perhitungan luas permukaan tubuh adalah berdasarkan persamaan Du Bois
B.   SuhuTubuh
1.        Bawahlidah
-       Tempatkan thermometer (Yang telahdibersihkandengan alcohol dibawahlidah)
-       TutupMulut
-       Setelah 5 – 10  lakukanpembacaan thermometer
-       Kini bernafaslah 2 menit setelah mulut terbuka, lakukan lagi pembacaan setelah 5- 10 menit.
-       Berkumurlah dengan air es selama 1 menit
-       Tempatkan kembali thermometer dibawah lidah dan dilakukan pembacaan suhu setelah 5-10 menit.

2.        BawahKetiak
-       Keringkanketakdantempatkan thermometer dibawahketiak, lenganmembujurpadasisibadan.
-       Lakukanpembacaanselama 10 menit.
Catat data yang diperolehseluruhkelasdalam table yang jugamenyataknumur, jeniskelamin, tinggibadanbobotbadan, suhukamardan jam pengamatan.
Hitung rata-rata dan deviasi baku untuk setiap percobaan dari seluruh kelas.Diskusikan Pengamatan-pengamatan saudara.

B. SKEMA KERJA
  1. Bobot dan Luas Permukaan tubuh
Dipasang meteran tinggi badan pada dinding tembok
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwamS_-2sz5vFlb5jhYAHaLnn1fulwOpN0YLy1H5PCay4WFfNpfEDq1hQ5Wt3LEuWDVT5BIvP6TVmDe9OLiZj4B3JDQzRJ9JZSZ4Fw70YmYqUGBLd_9aAOQXH3IE0LP8j_qlEL9eVqIIk/s1600/Panah+Merah+Ke+arah+bawah.gif
Diukur masing-masing tinggi badan probandus
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtGXg7H_DTldYSc49sWDSRH7S7lFjpOBRBB9pTsxukZFXCZVnoItPB4uNbcbOvqI3iUGfgSsC5SDP1oy0S0F-N6MyFWA_2BOpQXPiXBoFI-WpqOMKU_smSnt9NuZV5Hd9w-CBE-vYOaJ0/s1600/Panah+Merah+Ke+arah+bawah.gif

Perlakuan penimbangan untuk bobot badan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtGXg7H_DTldYSc49sWDSRH7S7lFjpOBRBB9pTsxukZFXCZVnoItPB4uNbcbOvqI3iUGfgSsC5SDP1oy0S0F-N6MyFWA_2BOpQXPiXBoFI-WpqOMKU_smSnt9NuZV5Hd9w-CBE-vYOaJ0/s1600/Panah+Merah+Ke+arah+bawah.gif
Diberi garis lurus hubungan anatara berat badan dan tinggi badan untuk luas permukaan tubuh pada kertas nomograf.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtGXg7H_DTldYSc49sWDSRH7S7lFjpOBRBB9pTsxukZFXCZVnoItPB4uNbcbOvqI3iUGfgSsC5SDP1oy0S0F-N6MyFWA_2BOpQXPiXBoFI-WpqOMKU_smSnt9NuZV5Hd9w-CBE-vYOaJ0/s1600/Panah+Merah+Ke+arah+bawah.gif
Dicatathasilpengamatan.

B.           Suhutubuh
Dibersihkan thermometer denganmenggunakanalkohol
            https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtGXg7H_DTldYSc49sWDSRH7S7lFjpOBRBB9pTsxukZFXCZVnoItPB4uNbcbOvqI3iUGfgSsC5SDP1oy0S0F-N6MyFWA_2BOpQXPiXBoFI-WpqOMKU_smSnt9NuZV5Hd9w-CBE-vYOaJ0/s1600/Panah+Merah+Ke+arah+bawah.gif
Dijepit thermometer padaketiakselama ± 5 menit
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtGXg7H_DTldYSc49sWDSRH7S7lFjpOBRBB9pTsxukZFXCZVnoItPB4uNbcbOvqI3iUGfgSsC5SDP1oy0S0F-N6MyFWA_2BOpQXPiXBoFI-WpqOMKU_smSnt9NuZV5Hd9w-CBE-vYOaJ0/s1600/Panah+Merah+Ke+arah+bawah.gif
Dilakukanpembacaan thermometer untukmelihatsuhutubuh
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtGXg7H_DTldYSc49sWDSRH7S7lFjpOBRBB9pTsxukZFXCZVnoItPB4uNbcbOvqI3iUGfgSsC5SDP1oy0S0F-N6MyFWA_2BOpQXPiXBoFI-WpqOMKU_smSnt9NuZV5Hd9w-CBE-vYOaJ0/s1600/Panah+Merah+Ke+arah+bawah.gif
Dicatatdalamtabelpengamatan
BAB III
PENUTUP
            Hipotalamus adalah pusat pengaturan suhu. Disini terdapat reseptor suhu, mencatat suhu tubuh, hipotalamus memperoleh informasi tambhan dari reseptor suhu kulit sumsum tulang belakang.
            Jika suhu tubuh meningkat diatas nilai ideal maka aliran darah kulit dengan demikian pengangkutan panas dari rongga tubuh menuju kuit meningkat, disini volume udara atau waktu menurunkan pertukaran darah balik panas antara arteri dan vena.Aliran balik dari vena yang lebih dalam dialihkan ke vena permukaan selain itu sekresi keringat ditingkatkan yang mendinginkan permukaan sehingga menghasilkan gradient temperature yang penting untuk pembebasan panas.
            Jika suhu tubuh menurun dibawah nilai ideal maka tidak hanya pemberian panas dihambat tetapi juga produksi panas dinaikkan, mekanisme utamanya adalah pergerakan tubuh dan tubuh yang bergetar.
            Organ perasa suhu adalah ujung-ujung saraf telanjang yang merespon terhadap suhu absolute, tidak terdapat selisih suhu melintasi kulit. Aferen organ-organ itu adalah serabut bermielin yang halus 2-5 mm. diameter dan  golongan Erlanger dan basseria A 2 impuls pada saat serabut-serabut ini berjalan ke girus postgental melaui traktus spinotelamus lateral dan pancaran thalamus.
            Ada 4 cara pelepasan panas melalui kulit yaitu :


  1. Denganradiasi
Panas yang dilepaskan pada udara sekitarnya.
  1. DenganKonduksi
Panas dialihkan ke benda yang disentuh, seperti pakaian
  1. Dengankonveksi (pengaliran)
Karena mengalirnya udara yang telah panas maka udara yang menyentuh permukaan tubuh diganti dengan udara yang lebih dingin.
  1. DenganEfavorasi
Jumlah hangat yang dibuat tergantung dari banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh dalam kulit.
Demam merupakan regulasi panas suhu diatas batas normal biasa. Gejala demam menyertai hampir semua infeksi tetapi juga terdapat pada enyakit-penyakit lain. Demam yang disebabkan oleh bakteri disebut demam pirogen eksogen. Pirogen mula-mula merangsang fagosit untuk membentuk pirogen tubuh sendiri kemudian melalui peningkatan siutesis prostaglandin mengatur suhu ke suhu yang lebih tinggi. Setelah pengaturan nilai ambang pada tingkat yang lebih tinggi suhu tubuh normal 37OC bekerja sebagai suatu suhu pada keadaan dingin. Ini menyebabkan vasokontriksi pembuluh kulit gemetar karena rasa dingin yang subjektif dimana agar terdapat pilogen yang disekresikan oleh bakteri  toksis atau pirogenyang dikeluarkan dari degenerasi jaringan tubuh yang menyebabkan demam selama sakit.
            Bila titik sel termasuk hipotalamus meningkat lebih tinggi dari normal maka semua mekanisme tubuh meningkat suhu tubuh kerja, termasuk konversi panas dan meningkatkan pembentukan panas. Dalam beberapa jam setelah termosfat diubah ke tingkat yang lebih tinggi suhu tubuh juga mencaopai tingkat tersebut.
            Bila  inti tubuh didinginkan dibawah 37OC mekanisme khusus bekerja mengkonversi panas yang ada dalam tubuh, cara mekanisme lain juga timbul untuk meningkatkan  kecepatan pelepasan  panas.
1.    Konservasipanas
Vakontriksi pada kulit, salah ati efek pertama adalah vaskontriksi kuat pembuluh darah kulit keseluruh tubuh.Hipotalamus posterior sangat mengaktivasi isyarat saraf simpatis kepembuluh darah dan timbul vasokintriks hebat keseluruh tubug. Vasokontriksi ini mencegah konduksi panas akibat dari baian dalam tubuh ke kulit akibatnay pada vasokintriksi maksimum, panas hanya dapat meninggalkan tubuh angsung melaui isolator kulit.

2.    Piloereksi
Cara kedua konversi panas bila hipotalamus didinginkan adalah piloreksiya itu rambut berduri efek ini tidak penting hpada manusia kerena jumlahnya seedikit .Tetapi pada binatang yang rendah, tegaknya rambut pada iklim dingin membemntuk apisan isolator udara yang dekat dengan kulit. Sehingga pemindahan panas kelingkungan sangat dikurangi.


               3.    Peniadaan keringat
Keringat sama sekali tidak terbentuk dengan pendinginan termosfat preoptik dengan suhu kira-kira dibawah 37OC (98,6 F)  hal ini disebabkan pendinginan secara penguapan dari tubuh akibat dari penguapan  insensible.
4.    Peningkatan pembentukan panas
Pembentukan panas meningkat melalui tiga jalan bila suhu ermosfat turun dibawah 37OC.
Salah satu factor yang mempengaruhi dosis obat yaitu berat badan dan luas permukaan tubuh, dimana enentuan dosi obat untuk pasien yang lebih muda berdasarkan berat badan lebih dapat diandalkan dari pada yang berdasarkan kepada tubuh yang sepenuhnya. Rasio  antara jumlah obat yang digunkan dengan ukuran tubuh mempengaruhi konsentyrasi obat pada tempat kerjanya.
Metode lain yang digunakan selain berat badan yaitu berdasarkan pengetahuan bahwa adanya  hubungan dekat antara sejumlah besar proses fisiologi dengan luas permukaan tubuh (BSA). Penggunaan seluruh dosis dewasa dianggap tepat apabila luas permukaan mencapai 1,7 m2 suatu formula untuk menentukan dosis anak dan dosis orang dewasa.
Suhu tubuh seseorang tidak mutlak sama, namun secara umum suhu tubuh manusia berada pada range 36,11 – 37,22 OC. Suhu tubuh dalam sehari tidak selamnya konstan, meskipun pusat pengatiran suhu tubuh (hipotalamus) selalu berusaha menstabilkan suhu tubuh kita ini. Suhu tubuh yang dimaksud disini adalah suhu trubuh dalam rongga badan.
Suhu tubuh pada permukaan kulit relative berubah-ubah tergantung dari aktivitas, lingkungan dan factor lainnya. Jika suhu tubuh meningkat atau menurun dari batas ideal, maka reseptor pada kulit  pada reseptor sentral akan memberikan informasi kepada hipotalamus untuk membandingkan dengan suhu ideal dan kemudian mengubahnya kembali menjadi ideal.
Peningkatan bobot tubuh sejalan dengan peningkatan peningkatan luas permukaan tubuh, dengan bertambahnya luas permukaan tubuh, maka penyerapan yang dilakukan oleh tubuh terhadap suatu senyawa obat lebih besar, dalam ajika tubuh terpapar oleh mikroorganisme, maka memerlukan jumlah obat yang lebih besar.
Jadi dosis  berbanding lurus dengan luas permukaan tubuh. Semakin luas permukaan tubuh  maka tempat-tempat penyerapan semakin luas, sehingga membutuhkan obat relatif banyak.
           







DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005. Diktat Kuliah  Biologi Umum. UMI-Press : Makassar.
Anonim. 2006. Penuntun Praktikum Fisiologi Anatomi Manusia.UMI Press : Makassar.
Alwy Khidri. 2004. Biomedik I. UMI-Press : Makassar.
Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Jilid III.DepKes RI : Jakarta.
Ganiswara S dkk. 1995.Farmakologi dan Terapi. EGC : Jakarta
Ganong, W. 2002. Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta.
Guyton C. 1976. Fisiologi Kedokteran Edisi 5.  EGC : Jakarta.
Hoan,Tan dkk. 2002. Obat-Obat Penting Edisi 5 : PT Elex Mediakompotindo : Jakarta.
Madjono,M. 2003. Neurology Klinis Dasar. EGC : Jakarta.
Pearce C, 2006. AnatomidanFisiologiUntukParamedis.PT Gramedia : Jakarata
Syamsuri I. 1999. Biologi Umum : Erlangga : Jakarta.
www.Phitecantropus.com








Tidak ada komentar:

Posting Komentar