Kamis, 05 Maret 2015

Orang Miskin Dilarang Sakit Hasil Diskusi GB 6 Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Kenapa org miskin dilarang sakit?? Org miskin juga manusia. Seandainya orang miskin dilarang sakit, trus apa gunanya semua program kesehatan yang dicanangkan pemerintah? Wacana "orang miskin dilarang sakit" itu muncul karena melihat realita di masyarakat dimana biaya kesehatan masih terbilang mahal untuk mereka yg masuk kategori miskin.Wacananya terdengar kurang manusiawi. Realita yg miris. Ada artikel yang berpendapat " Direktur Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan Ida Bagus Indra Gotama mengakui bahwa derajat kesehatan Indonesia sangat rendah apabila dbandingkan dengan negara di Asia, apalagi bagi orang miskin. Pada masyarakat miskin angka kematian ibu lebih tinggi hingga 7 kali lipat. Salah satu penyebabnya adalah akses pelayanan kesehatan yang masih minim"

Program pemerintah seperti jamkesmas dan bpjs kelihatannya seperti tidak berpihak pada orang miskin. Seperti artikel yang dikutip dari www.Halobojonegoro.com. menyebutkan bahwa orang miskin yang tidak mempunyai bpjs kesehatan pun ditolak d rumah sakit negeri. Dapat saya simpulkan bahwa program pemerintah ini masih kurang merata dampaknya terhadap orang-orang yang berpenghasilan menengah ke bawah. Masih banyak cacat dari program pemerintah tersebut. Tapi, sejauh ini saya belum pernah mendengar bahwa akan ada perbaikan dari program tersebut. Negara punya tanggung jawab melindungi, apalagi ada skema kesehatan yang sedang gencar-gencarnya untuk memberikan jaminan kesehatan pada masyarakat.Org miskin d larang sakit krn kan biaya yang di butuhkan untuk berobat sangat besar, Seakan di rumah sakit mendukung itu juga wacana orang miskin dilarang sakit.. karena berbeda pelayanannya orang miskin sama orang kaya.Bisa dubilang bahwa semakin besar budget yang kita punya, maka semakin baik pula pelayanannya.



Dimana letak kesalahannya? Program pemerintah yang berjalan tidak sesuai atau pusat pelayanan kesehatan yang tidak profesional? Salah satu program pemerintah seperti bpjs itu prinsip pelaksanaanya gotong royong, yg kaya membantu yg miskin, yg sehat membantu yg sakit. Jadi pembayaran bpjs tiap bulan digunakan untuk membiayai mereka yg sakit. Sebenarnya program pemerintah ini sudah baik. Jadi tidak bisa hanya pemerintah yang disalahkan. 


Salah satu yg menjadi permasalahn disini adalah bagaimana kah yg dimaksud dengan "miskin" itu sendiri. Dri pernyataan itu bisakan mncul bbrapa mksud (ambigu), pernyataan itu bisa di artikan sebagai gambaran betapa mahalnya kesehatan di indonesia. jadi org miskin yg tdk bisa menjangkaunya tdk boleh sakit dan itu itu sbnrnya sindiran halus mengenai biaya kesehatan di indo yg terlalu mahal untuk org miskin. kata orang msikin dilarang sakit lahir dari pernyataan. uang tidak bisa membeli segalanya, tpi faktanya bahwa uang bisa membuat orang mendapatkan akses kesehatan yang lebih baik. Lalu apakah orang miskin yang mengalami kesulitan finansial tidak bisa mendapatkan akses kesehatan? maksudnya itu adalah sindiran untuk pihak2 yang terkait dengan dunia kesehatan diindonesia termasuk farmasis. untuk bisa membenahi masalah ini.


Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian org pasti akan menyalahkan pemerintah mengenai fenomena tersebut. Karena yang berhak membuat peraturan sekaligus menjalankan adalah mereka. untuk hal ini, tidak ada keadilan yang dirasakan rakyat miskin. Apalagi mengenai kesehatan, ndonesia memang kurang dalam hal ini. Orang miskin dilarang sakit, karna biaya untuk berobat mahal, kalau orang miskin sakit mereka pasti tidak bisa membayar biaya maka dari itu diadakan program pemerinta sprti bpjs, jamkesmas dll. tapi program pemerintah ini belum maksimal di terapkan di rumah sakit di indonesia. Dan betul sindiran ini wacana bahwa kesehatan di indonesia sangat mahal. Perlunya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia, sebab nyaris seluruh rumah sakit memberlakukan adanya uang jaminan untuk memasukkan pasien. Tidak ada uang, silakan pasien angkat kaki. Jika sudah begini, si miskin pun hanya bisa gigit jari. Dia hanya mampu menanti detik-detik kematian.


Namun, pemerintah tidak bisa disalahkan sepenuhnya untuk ini. Sebaik apapun program yang dijalankan pemerintah, tapi kalau petugasnya tidak melaksanakan dengan baik, maka sia-sialah semuanya. dan juga setiap tahunnya pemerintah menaikan dana APBD untuk kesehatan sekitar 1 M. apalgi pemerintahan jokowi yang sekarang lebih mengutamakan uang hasil pajak untuk kesehatan. karna salah satu prokernya membuat kartu indonesia sehat dan kartu indonesia pintar. jadi sepertinya bukan rancangan pemetrintah yang salah tapi kartunya yang salah sasaran dan harus diperbaiki manajemen dan pembagian kartu miskinnya. Pemerintah jelas sangat menyadari bahwa kembali lagi ke petugas2 di lapangan, oleh karena dengan sistem yg baru seperti bpjs ini, petugas harus betul2 diseleksi baik dari SQ maupun EQnya, bahkan yg telah lolos seleksi diberi pelatihan semacam pengaderan jadi lahirlah kader2 baru yg insya allah akan merubah sistem yg bobrok dahulu.


ini juga ada kaitannya dengan farmasis tentang kegagalan farmasis dalam mencitrakan dirinya. Kegagalan pencitraan farmasis adalah karena masih banyak yang belum mengetahuinya. Sama juga dengan kegagalan program pemerintah ini. jadi yang diperlukan untuk sekarang itu selain meningkatkan mutu pelayanan, juga sosialisasi dan pengenalan program ini sehingga masyarakat secara merata mengerti dan mengetahuinya.


Jika kita menengok negara lain dan mari ambil contoh dari negara lain "Swiss terkenal sebagai negara dengan akses layanan kesehatan yang sangat baik karena hampir semua warganya memiliki asuransi. Lain lagi dengan Perancis di mana dana dari pajak penghasilan digunakan sebagai jaminan kesehatan buat masyarakatnya. Beberapa negara maju seperti Inggris, Italia dan Jepang juga memiliki akses pelayanan kesehatan yang baik bagi warganya" berbanding terbalik dengan INDONESIA.



Lalu yang jadi masalah lagi memang orang miskin lebih sering sakit karena pendidikan dan upaya untuk menjaga kesehatannya kurang. yang mirisnya lagi bukan hanya biaya kesehatan saja yang mahal tapi biaaya pendidikan juga mahal. jadi masalah kesehatan dan pendidikan punya hubungan timbal balik. Akan sulit jika org miskin dilarang sakit karena kebutuhan finasial mereka kurang terpenuhi dan hal ini berbanding lurus dengan tingkat kesehatannya. Kesehatan memang masih menjadi barang mewah di negeri ini. Ada pepatah yang mengatakan, sehat itu mahal, tapi sakit itu lebih mahal. Menggetirkan, namun itulah faktanya



Jadi solusi untuk masalah ini yang paling tepat yaitu mengentaskan kemiskinan, kalo semua orang sudah mapan, siapa saja boleh sakit. tapi apa boleh buat bagi negara indonesia yang masih berkembang, banyak hutangnya, koruptor dimana2. sepertinya mengentaskan kemiskinan bukan solusi yang baik. jadi solusi yang lain yaitu pemerintah sudah berniat baik memberi program bantuan kesehatan, aplikasinya yang perlu dimaksimalkan. Salah satunya jika rakyat miskin sakit pemerintah menyiapkan rumah sakit yang khusus bagi rakyat miskin sehingga dalam pelayanannya tidak ada deskriminasi lagi, terus pemerintah harus menjamin distribusinya bagi para pelayanan kesehatan di dalamnya.


Jadi singkatnya masalah wacana orang msikin dilarang sakit, tergantung bagimana cara pandangan kita terhadap pernyataan itu. Pandangan baiknya: org miskin dilarang sakit, artinya pemerintah mencangkan indonesia sehat, yg miskin saja tidak boleh, apalgi yg kaya. pandagan buruknya: org miskin dilarang sakit karena akan menyusahkan, baik dri segi biaya maupun perawatannya. Terpikir tentang sudut pandang positifnya, jadi ini sbnrnya orang miskin dlrang sakit lebih tepat klau ditujukan menjadi penyemangat untuk pemerintah dan yg bergelut di bidang kesehatan termasuk kita untuk meningkatkan kesejahteraan di bidang kesehatan bagi yg miskin karna yg miskin tdak boleh sakit agar mereka bisa terus berjuang keluar dari jurang kemiskinan


Jadi apa tanggapan dan aksi kita terhadap wacana ini sebagai anak kesehatan? sepatutnya anak kesehatan membantu pemerintah dengan memberikan penyuluhan dan pemahaman penyakit sehingga jumlah masyarakat yang sakit menurun dan masih banyak lagi aksi lainnya yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah ini. sebetulnya seluruh umat manusia ( keseluruhan masyarakat )bertanggung jawab untuk mengatasi masalah kesehatan dan kemiskinan. ini merupakan tugas dan panggilan ilahi kepada semua umat manusia. sekaligus mempunyai nilai luhur serta mulia yang mengesampingkan egoistik serta kepentingan diri sendiri.


(Azka asfarinda, Afdil Viqar viqhi, Musfira Dewy, Nur Syahra, Abel Romario, Michele, Khaldun Hidayat, Hajirah, Andi Dian Agustiah, Muslim, Herlina, Yulfira Amalika, Silvany rezy, Putri Mandasari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar