KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian, sehinga
dalam kehidupan kita dapat berkarya serta melaksanakan tugas dan kewajiban
dibidang masing – masing. Semoga kita semua selalu mendapat petunjuk dan
perlindungan-Nya sepanjang masa. Dan dalam pada itu dengan izin-Nya, Dengan
niat dan tekad penyusun untuk menyelesaikan penyusunan “Laporan Praktikum” mata pelajaran biologi.
Selanjutnya pada kesempatan ini
penyusun setulus hati menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada bapak
guru. Yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan khususnya mata
kuliah pengujian indrawi .
Laporan
ini disusun dengan bahasa sederhana berdasarkan berbagai literatur bahas.
Kendati demikian, tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa dalam
laporan ini terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penyusun terbuka
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak
demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya,
penyusun berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Makassar,12
Mei 2013
Penulis
Azka Asfarinda
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................
Daftar Isi
.....................................................................................................
BAB 1 :
Pendahuluan
A.
Latar Belakang .......................................................................................
B.
Landasan Teori ...................................................................................
BAB 2 :
Pembahasan
A. Tujuan
………………………………………………...............................
B. Alat &
Bahan …………………................................................................
C. Cara Kerja
…………………….................................................................
D. Hasil
Pengamatan …………………………….........................................
E.
Pembahasan
.............................................................................................
BAB 3 : Penutup
A.
Kesimpulan
.......................................................................................
B.
Saran
.................................................................................................
Daftar Pustaka
...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A, 1.1 Latar Belakang
Alat indra adalah organ
yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Anda mungkin telah
mempelajari bahwa manusia memiliki lima indra yang berhubungan dengan
penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan pembauan. Semua indra kita
berkembang untuk membantu kita bertahan hidup. Bahkan rasa sakit yang
menyebabkan banyak penderitaan manusia adalah bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari warisan evolusi kita, karena rasa sakit dapat memperingatkan
kita akan penyakit dan cidera. Orang yang lahir dengan kondisi cacat indra yang
membuat merekan tidak mampu merasakan sakit dan luka akan sangat rentan
terhadap luka bakar, memar, dan patah tulang, dan sering kali mereka meninggal
dalam usia muda karena mereka tidak dapat mengambil keuntungan dari sinyal
peringatan rasa sakit. Semua organisme telah dilengkapi dengan beberapa
reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat berasal dari
dalam atau dari luar. Reseptordiberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang
diterimanya, seperti
kemoreseptor (penerima rangsang zat
kimia), fotoreseptor (penerima
rangsang cahaya), audioreseptor (penerima
rangsang suara), dan mekanoreseptor (penerima rangsang fisik seperti tekanan sentuhan dan getaran). Selain
itu dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan
lingkungan luar yang dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk mengenali
lingkungan dalam tubuh disebut.
Interoreseptor, yang terdapat diseluruh tubuh manusia.
Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam yaitu indra penglihatan,
indrapendengaran, indra peraba, indra pengecap, dan indra pembau. Pada
pembahasan berikutnya akan dijelaskan tentang struktur dan fungsi panca indra
serta proses pengindraan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat kita mengambil rumusan masalah sebagai
berikut.
1.
Apa yang dimaksud dengan Panca Indra?
2.
Bagaimana hubungan indra pengecap dan pembau?
3.
Bagaimana proses gerak refleks?
4. Apa mata punya titik
buta?
5. Sepeka apakah indra
peraba?
B.
Landasan Teori
Indera atau indria merupakan alat penghubung/kontak antara jiwa dalam wujud
kesadaran rohani diri dengan material lingkungan. Dalam ajaran Hindu indria
ada sebelas macam dan disebut sebagai eka dasa indriya.
Lima macam indera berfungsi sebagai alat sensor dalam bahasa Sanskerta disebut panca budi indriya dan dalam bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai panca indera yaitu: alat pembantu untuk melihat (mata), alat
pembantu untuk mengecap (lidah), alat pembantu untuk membau (hidung), alat
pembantu untuk mendengar (telinga), dan alat pembantu untuk merasakan
(kulit/indera peraba).
Kita akan mencoba menguji bagaimana hubungan antara
indera-indera tersebut. Apakah saling mempengaruhi dalam merasakan rangsangan
atau tidak. Dan kelemahan dan kelebihan apasaja kah yang dimilki panca indera.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Tujuan
Dari
paparan rumusan masalah diatas dapat ditarik beberapa tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui dan membuktikan hubungn indra pengecap dan pembau
2. Mengetahui
dan membuktikan gerak
refleks
3. Mengetahui dan membuktikan titik buta
4. Mengetahui dan membuktikan indera
peraba tidak setara
5. Mengetahu dan membuktikan pendengaran
mempengaruhi kesimbangan
B. Alat
dan Bahan
·
Bawang
putih satu siwung
·
Apel
1 biji
·
Kentang
1 biji
·
Mistar
/ penggaris
·
Spidol
kecil hitam
·
Kertas
kosong
C. Cara
Kerja
Semua
uji ini dilakukan secara berpasangan berhubung kelompok kami berjumlah 4 orang.
Azka bepasangan dengan afika, abdal berpasangan dengan huzair.
·
Uji
Pembau dan Perasa
-
Siapkan
satu potong bawang, apel dan kentang
-
Tutup
mata memakain penutup mata
-
Tutup
hidung
-
Julurkan
lidah
-
Jilatkan
bawang kentang dan apel bergantian secara cepat
-
Lalu
tuliskan yang dirasa apakah sesuai dengan dijilatkan
·
Uji
Peraba
-
Gambar
kotak-kotak pada punggung lengan menggunakan spidol
-
Gambar
4x4 kotak atau sesuai keinginan
-
Lalu
tusuk menggunakan jarum atau ujung pulpen disetiap kotak
-
Tandai
mana yang terasa dan amna yang tidak
-
Tulis
hasilnya
·
Titik
Buta
-
Siapkan
kertas polos dan beri titik kecil ditengahnya
-
Simpan
kertas ditembok ataupun dipapan tulis
-
Tandai
tempat awal kertas
-
Geser
kertasnya secara perlahan hingga titiknya hilang
-
Jika
telah hilang tandai tempanya
-
Hitung
berpa jarak dari tanda awal ke tanda akhir
·
Gerak
refleks
-
Duduk
di sebuah kursi
-
Temanya
duduk disampingnya
-
Lalu
pukul lututnya
-
Tulis
hasilnya apakah menendang atau tidak
·
Indera
Penddengaran
-
Pegang
telinga / tutup telinga
-
Lalu
tutup mata
-
Putar
badan
-
Lalu
tulis hasilnya badan kita bisa seimbang atau tidak
D. Hasil
Pengamatan
·
Membuktikan
hubungan indera pembau dan perasa
Nama
|
Bawang
|
Kentang
|
Apel
|
Azka Asfarinda
|
BENAR
|
SALAH
|
SALAH
|
Afika Indah
|
SALAH
|
SALAH
|
SALAH
|
Abdul Rahman A
|
SALAH
|
SALAH
|
SALAH
|
Huzair Tarmidzi
|
SALAH
|
SALAH
|
SALAH
|
·
Dokumentasi
·
Membuktikan indera peraba tidak merata
Penguji : Azka Asfarinda
Yang Diuji : Afika Indah
Hasil :
ADA
|
ADA
|
TIDAK ADA
|
TIDAK ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
|
Penguji : Afika Indah
Yang Diuji : Azka Asfarinda
Hasil :
ADA
|
ADA
|
ADA
|
TIDAK ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
TIDAK ADA
|
Penguji : Abdul Rahman Abdal
Yang Diuji : Huzair Tarmidzi
Hasil :
TIDAK ADA
|
TIDAK ADA
|
ADA
|
TIDAK ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
TIDAK ADA
|
Penguji : Huzair Tarmidzi
Yang Diuji : Abdul Rhman Abdal
Hasil :
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
ADA
|
TIDAK ADA
|
·
Dokumentasi
·
Membuktikan
mata mempunyai Titik Buta
Pada uji ini mata kiri ditutup dan
mata kanan yang melihat
Penguji : Azka asfarinda
Yang diuji : Afika Indah
Hasil
: Titik buta = 49 cm
Penguji : Afika Indah
Yang diuji : Azka Asfarinda
Hasil
: Titik buta = 49 cm
Penguji : Abdul Rahman Abdal
Yang diuji : Huzair Tarmidzi
Hasil
: Titik buta = 37 cm
Penguji : Huzair Tarmidzi
Yang diuji : Abdul Rahman Abdal
Hasil
: Titik buta = 51 cm
·
Dokumentasi
·
Membuktikan
Gerak Refleks
Pada uji ini mata kaki kanan yang
diuji dengan alat pemukul palu kecil.
Penguji : Azka asfarinda
Yang diuji : Afika Indah
Hasil
: Menendang
Penguji : Afika Indah
Yang diuji : Azka Asfarinda
Hasil
: Menendang
Penguji : Abdul Rahman Abdal
Yang diuji : Huzair Tarmidzi
Hasil
: Menendang
Penguji : Huzair Tarmidzi
Yang diuji : Abdul Rahman Abdal
Hasil
: Menendang
·
Membuktikan
Pendengaran Berpengaruh Pada Keseimbangan
Pada uji coba ini kami menutup mata
menggunakan dasi dan memutar badan sebanyak 5 putaran.
Penguji : Azka asfarinda
Yang diuji : Afika Indah
Hasil
: Menendang
Penguji : Afika Indah
Yang diuji : Azka Asfarinda
Hasil
: Menendang
Penguji : Abdul Rahman Abdal
Yang diuji : Huzair Tarmidzi
Hasil
: Menendang
Penguji : Huzair Tarmidzi
Yang diuji : Abdul Rahman Abdal
Hasil
: Menendang
E. Pembahasan
Percobaan 1 ; (membuktikan hubungan indera pembau
dan perasa)
Ketika seseorang menderita sakit
pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau
dengan baik. Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan pencium saling
bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak
dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek. Kita
merasakan bau buah apel berbeda dengan jeruk dan pepaya karena adanya organ
pembau. Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung selsel
pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf
kranial (nervus alfaktorius),
yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk
menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus
alfaktorius)
Percobaan 2 ; (membuktikan ikepekaan ndera peraba)
Korpus meissner,
- Terletak di dekat permukaan kulit.
- Berfungsi untuk menerima rangsang sentuhan/ rabaan.
- Reseptor ini tersebar tidak merata di permukaan kulit.
- memiliki paling banyak di ujung jari
Korpus
pacini,
- berfungsi menerima rangsang tekanan.
- Letaknya di bawah lapisan dermis.
Korpus
ruffini,
- berfungsi untuk menerima rangsang panas. Letaknya di lapisan dermis.
Korpus krause,
- berfungsi untuk menerima rangsang dingin.
- Letaknya di lapisan dermis.
Ujung
saraf tanpa selaput,
- peka terhadap rasa sakit/ nyeri.
- Letaknya di lapisan epidermis.
- Penting untuk keselamatan tubuh.
Merkel cells
- berbentuk oval,
- berfungsi mendeteksi sensasi berbagai sentuhan ringan untuk membedakan bentuk dan tekstur.
Percobaan 3 ; (Membuktikan mata mempunyai titik buta)
Titik buta dalam berkendara adalah bagian dari
sekeliling kita yang tidak bisa kelihatan pada saat mengemudikan kendaraan, karena beberapa alasan seperti jangkauan pandangan yang
terbatas cermin[1],
terhalang oleh muatan yang
dibawa. Titik buta mobil penumpang adalah di sebelah kiri dan kanan pengemudi
seperti ditunjukkan dalam gambar. Untuk kendaraan box, truk dan truk peti kemas, pandangan melalui cermin tengah tidak ada jadi mereka
tergantung kepada cermin pintu. Kendaraan yang tinggi seperti bus,
truk tidak bisa melihat di sekitar mereka yang rendah.
Percobaan 4 ; (Membuktikan Gerak Refleks)
Refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa
sadar dan merupakan respon segera setelah adanya rangsang[1]. Pada manusia gerak refleks terjadi melalui reflex arc, namun refleks-refleks ini
sangat penting artinya di dalam mendiagnosis dan melokalisasi lesi neurologi.
Gerak refleks dapat digunakan pada pemeriksaan neurologis untuk mengetahui kerusakan atau
pemfungsian dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Gerak refleks dapat dilatih misalnya pengulangan dari gerakan motorik pada latihan olah raga atau pengaitan dari rangsang oleh reaksi otomatis selama pengkondisian
klasikal.
Refleks-refleks yang penting bagi neurologi klinis dapat di
bagi menjadi 4 kelompok, yaitu: 1. Refleks Superfisial (kulit dan lendir), 2.
Refleks Tendon Dalam (miotatik), 3. Refleks Viseral (organik), 4. Refleks
Patologik (abnormal)
Percobaan 5 ; (Membuktikan Hubungan Pendengaran dan
pengelihatan terhadap Keseimbangan)
Pada sistem penglihatan apabila ada
rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang tersebut akan
diteruskan mulai dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous
humor dan terakhir retina. Kemudian akan diteruskan ke bagian saraf
penglihat atau saraf optik yang berlanjut dengan lobus
osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital
kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri
akan menerima rangsang mata kanan. Di dalam lobus osipital ini rangsang akan
diolah kemudian diinterpretasikan.
Pembiasan cahaya dari suatu benda
akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik
kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai
sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik
meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat.
Pada sistem pendengaran apabila ada
getaran suara ditangkap oleh daun telinga maka akan diteruskan ke liang telinga
dan mengenai membran timpani sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini
diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain.
Selanjutnya stapes menggerakkan foramen ovale yang juga menggerakkan
perilimfe dalam skala vestibuli. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang
mendorong endolimfe dan membran basalis ke arah bawah dan perilimfe dalam skala
timpani akan bergerak sehingga foramen rotundum terdorong ke arah luar.
Pada waktu istirahat, ujung sel
rambut Corti berkelok, dan dengan terdorongnya membran basal, ujung sel
rambut itu menjadi lurus. Rangsangan fisik ini berubah menjadi rangsangan
listrik akibat adanya perbedaan ion Natrium dan Kalium yang diteruskan ke
cabang-cabang N. VIII, kemudian meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik
pendengaran di otak melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis.
BAB 3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Percobaan 1 ; (membuktikan hubungan indera pembau
dan perasa)
Indera
pembau dan perasa mempunyai hubungan yang sanagt kuat, tidak bias bekerja
masing, mereka saling berkaitan dan saling membutuhkan.
Percobaan 2 ; (membuktikan ikepekaan ndera peraba)
Kulit
terdiri dari beberapa saraf yang berbeda bentuk dan berbeda fungsi. Itu
membuktikan bahwa struktur kulit disetiap tubuh kita tidak selalu sama.
Percobaan 3 ; (Membuktikan mata mempunyai titik buta)
Mata mempunyai titik buta itu adalah
suatu keadaan ketika mata kita tidak bias meihat focus kita, dan itu dimiliki
setiap orang.
Percobaan 4 ; (Membuktikan Gerak Refleks)
Setiap orang yang dipukul dan dia
memberikan respon berarti sarafnya tidak bermaslah, jika tidak berarti ada
kelainan pada sarafnya.
Percobaan 5 ; (Membuktikan Hubungan Pendengaran dan
pengelihatan terhadap Keseimbangan)
Pendengaran dan penglihatan terhadap
keseimbangan sangat berhubungan erat terbukti jika kita duduk atau diam terlalu
lama jika tiba-tiba berdiri akan terasa pusing. Apalagi jika mempunyai penyakit
seperti anemia atau vertigo
B. Saran
1.
Sebaiknya teliti dan
juujur dalam menulis hasil laporan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar