KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkah,rahmat,dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ PENGARUH NARKOBA DAN ZAT
PENIMAT TERHADAP SISTEM SARAF MANUSIA “
ini untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi.
Penulis ucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penyusunan Makalah ini sehingga dapat selesai
pada waktunya.
Dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
kritik dan saran Penulis harapkan untuk membantu dalam perbaikan. Semoga
Makalah ini berguna bagi pembaca.
Makassar,
Mei 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Di dalam negara yang berkembang terdapat modernisasi sebagai
proses kemajuan hidup manusia dengan ditandai perubahan-perubahan yang terjadi
disegala aspek kehidupan. Era modernisasii yang bergerak begitu cepat dan penuh
tekanan menyebabkan banyaknya orang yang mencari cara untuk menghindar dari
tekanan-tekanan tersebut,dimana Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, agama, dan
budaya. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi dan pengaruh budaya luar yang datang ke Indonesia mengakibatkan
munculnya budaya baru di Indonesia, dimana budaya yang mampu membuat para
remaja menuju hal yang negative.Banyak dari mereka yang akhirnya terlibat dalam pergaulan
tidak sehat.Ditambah lagi, era globalisasi seperti saat ini mempengaruhi dan
bahkan membuat nilai-nilai moral dalam kehidupan menjadi kurang diperhatikan
lagi. Pergaulan bebas yang tidak sehat dapat mengarah ke banyak hal yang tidak
baik , salah satunya adalah narkoba. Selain itu, faktor lainnya yaitu tidak
adanya atau kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai efek samping atau akibat
yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat terlarang tersebut.Perubahan budaya
yang terjadi mengakibatkan norma-norma yang berlaku dimasyarakat Indonesia
cenderung dilupakan.Dan nilai agama cenderung disisihkan.Para remaja yang terjebak
kepergaulan yang rusak tersebut umumnya disebabkan oleh keluarga yang hancur
dan kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.Tetapi
sekarang ini banyak para remaja yang terjerumus berasal dari keluarga yang
harmonis.Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan
generasi muda dewasa ini kian meningkat.Maraknya penyimpangan perilaku generasi
muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian
hari.Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa,
semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur
syaraf.Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya,
generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.
Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja.
Masalah pokok remaja berpangkal pada pencarian identitas
diri.Mereka mengalami krisis identitas karena untuk dikelompokkan ke dalam
kelompok anak-anak merasa sudah besar, namun kurang besar untuk dikelompokkan
dalam kelompok dewasa.Identitas diri adalah kepastian posisi sosial dalam
lingkup pergaulan di mana seseorang berada.
Sejauh
mana remaja mampu meraih identitas dirinya, tergantung dari sejauh mana remaja
mampu mengendalikan luapan emosi saat merasa tersinggung oleh seseorang di
sekitarnya; menempatkan diri dengan wajar dalam relasinya dengan teman sebaya;
memperoleh tokoh idola untuk pencapaian identitas diri yang mantap, baik dalam
kelompok rekan sebaya (peer) atau dalam keluarga; menerima diri apa adanya;
mengendalikan intensitas emosi yang kurang menguntungkan karena keterbatasan
tersebut dengan mengompensasi melalui pencapaian prestasi sekolah/sosialnya.
Selain itu sejauh mana mampu mengendalikan
melambungnya ambisi dan angan-angan karena meningkatnya kebutuhan perkembangan
sosialisasi; mengenali dan mendapat peluang melatih pengendalian kebutuhan
biologis baru, dalam hal ini dorongan seksual, tanpa mengurangi pemanfaatan
lingkungan pergaulan guna mencapai kemampuan sosialisasi seoptimal mungkin;
serta merasa memperoleh pengertian dan dukungan orangtua dan keluarga dalam
kondisi kerentanan oleh krisis identitas tersebut.
Hambatan dalam proses sosialisasi merupakan
manifestasi kelemahan fungsi kepribadian yang menyebabkan labilitas emosional
sehingga tingkat toleransi stres pun relatif rendah. Ia mudah menyerah, kurang
memiliki daya juang, dan rendah ketekunannya dalam belajar mengatasi masalah.
Remaja tipe ini rentan terhadap pengaruh penyalahgunaan narkoba.
Para remaja tersebut hanya ingin mengikuti sebuah metode
yang lagi berkembang dan ingin disebut sebagai anak gaul. Sebab lainnya yaitu
tipisnya iman para remaja dan kurangnya pengetahuan remaja tentang agama yan
disebabkan kendala orang tua yang tak mengenalkan agama secara mendalam kepadapara
remaja tersebut.Penggunaan obat terlarang tersebut mendorong maraknya
penggunaan narkoba. Maraknya penggunaan narkoba saat ini tidak hanya trendy di kalangan parapemuda yang sudah
tidak menduduki bangku sekolah lagi, saat ini penggunaannarkoba telah
merajalela di kalangan para pelajar, orang dewasa dan bahkan pada usialanjut.
Semua itu dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai bahaya narkoba
dankurangnya sosialisasi dampak-dampak penggunaan narkoba bagi kesehatan.
Olehkarena itu, penulis akan memfokuskan pembahasan mengenai dampak
penggunaannarkoba terhadap sistem saraf manusia.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah Pengertian Narkoba?
2. Apakah Pengertian
Zat Penikmat
3.
Apakah Pengertian Sistem Saraf?
4.
Bagaimanakah Pengaruh Narkoba Terhadap
Sistem Saraf?
5. Bagaimanakah
Pengaruh Zat Penimat Terhadap Sistem saraf?
6.
Bagaimana Cara Mencegah dan Cara
Pengobatannya?
C. Tujuan
1.
Menjelaskan pengertian Narkoba.
2. Menjelaskan pengertian
Zat Penikmat
2.
Menjelaskan pengertian sistem saraf.
3.
Menjelaskan pengaruh narkoba
terhadap sistem saraf.
4. Menjelaskan
pengaruh Zat Penikmat terhadap sistem saraf.
5.
Menjelaskan bagaimana mencegah dan
pengobatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Narkoba
Penyalahgunaan
narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian
meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat
membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari.Karena pemuda
sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin
rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf.Sehingga pemuda tersebut
tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh
dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.
Narkoba
adalah singkatan dari narkotika dan obat berbahaya. Selain "narkoba",
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif.Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi
seseorangseperti perasaan, pikiran, suasana hati serta prilaku seseorang jika
masuk kedalamtubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup,
disuntik, intravena danlain-lain sebagainya.Semua istilah ini, baik
"narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompoksenyawa
yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurutpakar
kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yangbiasa
dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan
untukpenyakit tertentu.Namun, kini narkoba mengalami pergeseran arti dan
umumnyamengacu pada pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.
Di
Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu
narkoba itu pada umumnya masih berusia muda. Artinya usia tersebut ialah usia
produktif atau usia pelajar. Seseorang yang mengonsumsi narkoba biasanya
diawali dengan perkenalannya dengan rokok.Karena kebiasaan merokok ini
sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini.Dari
kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut
bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba.
Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Adapun jenis-jenis narkoba:
Berdasarkan bahannya, narkoba
digolongkan atas:
1.
Narkoba Golongan 1, (Alam) terdiri dari :
a. Tanaman
Papaver Somniferum L.Kokainkokaina Heroin
b.
Morphine (Putaw)
c. Ganja
2. Narkoba Golongan 2 (Semisintetis) : Alfasetilmetadol,
Benzetidin,Betametadol
3.
Narkoba Golongan 3 (Sisntetis) :Asetildihidrokodenia.
Sedangkan, berdasarkan efek yang
ditimbulkan, narkoba dibedakan menjadi:
A. OPIOID
Opioid
atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga opium, Papaversomniverum,
yang mengandung 20 alkaloid opium, termasuk morfin.NamaOpioid juga digunakan
untuk opiat, yaitu suatu preparat atau derivat dari opium dannarkotik sintetik
yang kerjanya menyerupai opiat tetapi tidak didapatkan dari opium.Opiat alami
lain atau opiat yang disintesis dari opiat alami adalah heroin, kodein, dan
hydromorphone.
Bahan-bahan opioida yang sering
disalahgunakan adalah :
1. Candu
Getah
tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menggores buahyang hendak masak.Getah
yang keluar berwarna putih dan dinamai "Lates". Getah inidibiarkan
mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dansesudah
diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah
yangdinamakan candu mentah atau candu kasar.Candu kasar mengandung
bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan.Candu masak warnanya
coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan dalamkemasan kotak kaleng
dengan berbagai macam cap, antara lain ular, tengkorak,burungelang, bola dunia,
cap 999, cap anjing. Pemakaiannya dengan cara dihisap.
2. Morfin
Morfin
adalah hasil olahan dari opium/candu mentah.Morfin merupaakan alkaloidautama
dari opium.Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halusberwarna putih atau
dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan caradihisap dan disuntikkan.
3. Heroin
( putaw )
Heroin
mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan merupakanjenis
opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir-akhir
ini.Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang
menjadimengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu.Walaupun
pembuatan,penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi diusahakan
heroin tetap tersediabagi pasien dengan penyakit kanker terminal.
4. Codein
Codein
termasuk garam / turunan dari opium / candu. Efek codein lebih lemah
daripada heroin, dan potensinya
untuk menimbulkan ketergantungaan rendah.
Biasanya dijual dalam bentuk pil
atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan
disuntikkan.
Saat ini
Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan
ketergantunganopioid.Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis
opioid danketergantungan opioid.Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid) telah
dibuat,termasuk meperidine (Demerol), methadone (Dolphine), pentazocine
(Talwin), danpropocyphene (Darvon).Saat ini Methadone banyak digunakan orang
dalam pengobatan ketergantunganopioid.Antagonis opioid telah dibuat untuk
mengobati overdosis opioid danketergantungan opioid.Kelas obat tersebut adalah
nalaxone (Narcan), naltrxone(Trexan), nalorphine, levalorphane, dan
apomorphine.Sejumlah senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan antagonis
telah disintesis,dan senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol (Stadol),
dan buprenorphine(Buprenex).Beberapa penelitian telah menemukan bahwa
buprenorphine adalah suatupengobatan yang efektif untuk ketergantungan opioid.
B.
KOKAIN
Kokain
adalah zat yang adiktif yang sering disalah gunakan dan merupakan zat yang
sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman
belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari
tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk
mendapatkan efek stimulan.Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik
lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek
vasokonstriksifnya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu
narkotik, bersama dengan morfin dan heroin
karena efek adiktif dan efek merugikannya telah dikenali.
Pada
pemakaian kokain ringan sampai sedang, gejala putus Kokain menghilang dalam 18
jam. Pada pemakaian berat, gejala putus Kokain bisa berlangsung sampai satu
minggu, dan mencapai puncaknya pada dua sampai empat hari. Gejala putus Kokain
juga dapat disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri.
Orang yang mengalami putus Kokain
seringkali berusaha mengobati sendiri gejalanya dengan alkohol, sedatif,
hipnotik, atau obat antiensietas seperti diazepam ( Valium ).
C. GANJA
Tanaman ganja biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong kecil
- kecil dan digulung menjadi rokok disebut joints. Bentuk yang paling poten
berasal dari tanaman yang berbunga atau dari eksudat resinyang dikeringkan dan
berwarna coklat-hitam yang berasal dari daun.
D. PSIKOTROPIKA
Psikotropika
adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetris, bukan narkotika, yang
bersifatatau berkhasiat psiko aktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yangmenyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Zat
atau obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf
pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi
(mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat
menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi
para pemakainya. Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan
dan pembatasan kesehatan dapat
menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan ketergantungan
bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik maupun
psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian. Sebagaimana
Narkotika, Psikotropika terbagi dalam empat golongan yaitu:
a.
Ecstasy
Efeknya
berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadang-kadang
lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering. Pupil mata
membesar dan jantung berdegup lebih kencang, dan timbul rasa mual. Bisa juga
pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara
segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama. Selebihnya
akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala
perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa kosong dan rileks.
.
b.
Sabu-Sabu
Sabu-sabu
berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi dengan cara
membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah
ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong
(sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai
filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian
pemakai yang memilih membakar Shabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka
panjang yang ditimbulkan aluminium foil yang terhirup. Sabu sering dikeluhkan
sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang berlebihan), Menjadi sangat sensitif
(mudah tersinggung), terlebih bagi mereka yang sering tidak berpikir positif,
dan halusinasi visual. Masing-masing pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar
yang berbeda. Selain itu, pengguna Sabu sering mempunyai kecenderungan untuk
memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar berhenti kecuali jika
Sabu yang dimilikinya habis. Hal itu merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia
mengingat efek yang diinginkan tidak lagi bertambah. Beberapa pemakai
mengatakan Sabu tidak mempengaruhi nafsu makan. Namun sebagian besar mengatakan
nafsu makan berkurang jika sedang mengkonsumsi Sabu. Bahkan banyak yang
mengatakan berat badannya berkurang drastis selama memakai Sabu.
Apabila
dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat
manusia,Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi :
1)
Depresant yaitu yang bekerja
mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan saraf pusat.
2)
Hallusinogen yaitu yang bekerja
menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau khayalan. Disamping itu Psikotropika
dipergunakan karena sulitnya mencari Narkotika dan mahal harganya. Penggunaan
Psikotropika biasanya dicampur dengan alkohol atau minuman lain seperti air.
B. Pengertian Zat Penikmat
Zat Penikmat adalah zat yang
ditambahkan pada sesuatu untuk menambah cita rasa bahkan sampai membuat
kecanduan. Contohnya: Monosodium Glutamate (MSG) atau vetsin memang dapat
membuat makanan menjadi terasa lebih sedap, gurih, dan nikmat. MSG pertama kali
ditemukan di Jepang sejak tahun 1909. MSG menjadi zat adiktif yang paling
tersohor diseluruh dunia. Selain murah, ia juga sangat efektif untuk menguatkan
rasa pada makanan. Sebenarnya ada dua jenis MSG yaitu alami dan buatan. Jenis
MSG buatan yang lebih berpotensi membuat gangguan kesehatan justru lebih banyak
beredar di masyarakat. Penggunaannya sendiri kadang tersembunyi dengan beberapa
nama dibalik label makanan. Seperti jika ada tulisan 'protein hidrolisat' atau
'rempah-rempah' dalam komposisi, belum tentu makanan tersebut tidak memakai MSG
dalam komposisi sebenarnya.
Menurut WHO, batas standar aman konsumsi MSG bagi orang dewasa adalah 0-120
mg/kg berat badan, atau sekitar dua sendok teh untuk orang dengan berat sekitar
50 kg. WHO sendiri tidak menyarankan bagi bayi di bawah umur 12 minggu untuk
mengonsumsi MSG. Anak-anak yang kebanyakan vetsin pun akan kekurangan hormon
thyroxin dan parathyroid yang berdampak negatif pada pertumbuhan tulang dan
perkembangan tubuh. Ini disebabkan tubuh kehilangan kalsium dan fosfor
D. Pengertian Sistem Saraf
Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri
dari jaringan sel-sel khusus dan dibedakan menjadi dua, sel neuron dan sel
neoroglia. Sel neuron adalah sel saraf yang merupakan suatu unit dasar dari
sistem saraf. Sel ini bertugas melanjutkan informasi dari organ penerima
rangsangan kepusat susunan saraf dan sebaliknya.
1. Bagian-bagian sel saraf
Sel neuron terdiri atas tiga bagian
a.
Badan sel yang mengandung nukleus dannukleolus serta berwarna kelabu,
b. Dendrit merupakan lanjutan plasma
yangberfungsi menyampaikan impuls saraf (informasi) menuju ke badan sel dan
c. akson,berfungsi meneruskan
informasi dari badan sel ke sel lain.
Berdasarkan fungsinya, sel neuron
dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
a. Neuron sensorik (nouron aferen)
yauitu sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor ke pusat
susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yangberhubungan dengan reseptor
(penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungandengan sel saraf lainnya.
b. Neuron Motorik (nouronaferen),
yaitu sel saraf yang berfungsi untukmenyampaikan impuls motorik dari susunan
saraf pusat ke saraf efektor. Dendritmenerima impuls dari akson neoron lain
sedangkan aksonnya berhubungan dengan
efektor.
c. Neuron konektor adalah sel saraf
yang bertugas menghubungkan antara neuronyang satu dengan yang lainnya.
d. Neuron ajustor, yaitu sel saraf
yang bertugas menghubungkan neuron sensorik danneuron motorik yang terdapat di
dalam sumsum tulang belakang atau di otak.
2.
Cara kerja sistem saraf
Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai
struktur dan fungsi yang berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu
menghantarkan impuls, sel Schwann yang merupakan pembungkus kebanyakan akson
dari sistem saraf perifir dan sel penyokong (neuroglia) yang merupakan sel yang
terdapat diantara neuron dari sistem saaf pusat. Oleh karena itu saraf dari
sistem saraf perifiritu di bangun oleh neuron dan sel schwann, sedangkan
traktus yang terdapat diotak dan susm-sum tulang belakang dibentuk oleh neuron
dan neuroglia.Untuk mengetahui perubahan-perubahan listrik didalam saraf, perlu
diketahui dulu sifat-sifat akson. Akson dari kebanyakan hewan mamalia umumnya
relatif kecil, untuk itu didalam percobaan digunakan akson raksasa yang
terdapat pada hewan invertebrat seperti cumi-cumi dan gurita. Berbagai bangunan
yang dapat ditemukan dalam sistem saraf hewan yaitu otak, serabut saraf,
plektus, dan ganglia. Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari sejumlah sel
saraf baik sejenis maupun tidak sejenis. Contoh serabut yang sejenis adalah
serabut eferen, serabut campuran contohnya adalah campuran antara sejumlah
akson dari sel saraf motorik dan sensorik. Apabila rangsangan dengan kekuatan
tertentu diberikan kepada membran sels araf, membran akan mengalami perubahan
elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan tersebut berkaitan dengan
adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan terjadinya permiabel
tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap K+.
Depolarisasi yang timbul hanya pada bagian yang dirangsang
dinamakan depolarisasi lokal. Pada bagian tersebut terbentuk arus lokal.
Apabila rangsangan yang diberi cukup kuat, arus lokal yang timbul pada membran
yang terdepolarisasiakan merangsang membran disebelahnya yang masih dalam
keadaan istirahat, sehingga sebagian membran tersebut akan ikut
terdepolarisasi. Peristiwa ini menunjukkan penjalaran impuls. Depolarisasi
adalah nilai potensial aksi yang terjadi
akibat adanya rangsangan. Bagian
otak depan terakhir adalah telensefalon, telah mengalami perubahan sangat besar
selama evolusi vertebrata. Pada ikan dan amphibi, telensefalon lebih dari
sekedar suatu penciuman, tapi dapat juga menerima input dari bulbus olfaktori.
Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara otomatis tanpa disadari.
Terdapat dua macam refleks:
a. Refleks sederhana atau refleks
dasar, yang menyatu tanpa dipelajari, misalnya refleks menutup mata bila ada
benda yang menuju ke mata.
b. Refleks yang dipelajari, atau
refleks kondisiskan yang dihasilakan dengan belajar. Rangkaian jalur saraf yang
terlibat dalam aktifitas refleks disebut lengkung refleks, yang terdiri atas
lima komponen dasar:
i)
reseptor
ii)
saraf eferen
iii)
pusatpengintegrasi
iv)
saraf eferen
v)
efektor.
D. Pengaruh
Narkoba terhadap Sistem Saraf Manusia
Pengaruh
Narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai,
kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak
kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
Penggunaan
obat-obatan ini memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf, misalnya
hilangnya koordinasi tubuh, karena di dalam tubuh pemakai, kekurangan dopamin.
Dopamin merupakan neurotransmitter yang terdapat di otak dan berperan penting
dalam merambatkan impuls saraf ke sel saraf lainnya. Hal ini menyebabkan
dopamin tidak dihasilkan. Apabila impuls saraf sampai pada bongkol sinapsis,
maka gelembung-gelembung sinapsis akan mendekati membran presinapsis. Namun
karena dopamin tidak dihasilkan, neurotransmitte tidak dapat melepaskan isinya
ke celah sinapsis sehingga impuls saraf yang dibawa tidak dapat menyebrang ke
membran post sinapsis. Kondisi tersebut menyebabkan tidak terjadinya
depolarisasi pada membran post sinapsis dan tidak terjadi potensial kerja karena
impuls saraf tidak bisa merambat ke sel saraf berikutnya. Pengaruh lainnya yaitu merusak organ-organ tubuh terutama
otak, dan syaraf yang mengatur pernafasan. Banyak yang meninggal karena sesak
nafas, dan tiba-tiba berhenti bernafas karena saraf yang mengendalikan
pernafasan sudah rusak dan tidak ada lagi instruksi untuk bernafas, sehingga
pernafasannya putus atau berhenti, paranoid, otak sulit digunakan untuk
berpikir dan konsentrasi, nafsu makan menurun, memiliki rasa gembira yang
berlebihan, denyut jantung cepat, Pupil mata melebar, Tekanan darah meningkat,
berkeringat atau merasa dingin, sering mual atau muntah. Gangguan detak jantung, perdarahan otak, Hiperpireksia
atau syok pada pembuluh darah jantung yang berakibat meninggal.
Hampir
semua obat adiktif, secara langsung atau tidak langsung, menyerangsistem
imbalan otak dengan membanjiri sirkuit dengan dopamin. Akibatnya, dampak kimia
di sirkuit pahala berkurang, mengurangikemampuan pelaku untuk menikmati hal-hal
yang sebelumnya membawa kesenangan. Penurunan ini memaksa mereka kecanduan
dopamin untuk meningkatkan konsumsi obat dalam rangka upaya untuk membawa
hormon "merasa-baik" mereka ke tingkat normal, efek yang dikenal
sebagai toleransi. Pengembangan toleransi dopamine akhirnya dapat mengakibatkan
perubahan mendasar dalam neuron dan sirkuit otak, dengan potensi untuk sangat
membahayakan kesehatan jangka panjang dari otak.
Sebagai
orang yang berkembang menjadi ketergantungan obat, ia memasuki keadaan
allostatic baru, yang didefinisikan sebagai perbedaan dari tingkat
normal perubahan yang bertahan dalam
keadaan kronis. Kecanduan obat-obatan dapat menyebabkan kerusakan otak dan
tubuh sebagai suatu organisme memasuki keadaan patologis.
Setelah
seseorang telah beralih dari penggunaan obat untuk kecanduan, perilaku menjadi
benar-benar diarahkan mencari obat, meskipun pecandu laporan euforia ini tidak
intens seperti dulu. Meskipun tindakan yang berbeda selama penggunaan obat
akut, jalur akhir dari kecanduan adalah sama. Aspek lain dari kecanduan narkoba
merupakan respon menurun menjadi rangsangan biologis normal, seperti makanan,
seks, dan interaksi sosial. Melalui pencitraan otak fungsional pasien kecanduan
kokain, para ilmuwan telah mampu memvisualisasikan aktivitas metaboli meningkat
pada cingulate anterior dan korteks orbitofrontal (daerah korteks prefrontal)
di otak subjek tersebut. Hiperaktifitas daerah ini dari otak pada subyek
kecanduan terlibat dalam motivasi lebih intens untuk menemukan obat daripada
mencari manfaat alami, serta kemampuan pecandu menurun untuk mengatasi dorongan
ini. Brain imaging juga telah menunjukkan kecanduan kokain-subyek mengalami
penurunan aktivitas, dibandingkan non-pecandu, di korteks prefrontal.
E. Pengaruh Zat
Penikmat terhadap Sistem Saraf Manusia
MSG akan
berdampak negatif jika digunakan secara berlebihan. Beberapa di antaranya
adalah:
- Alergi. Sebagian kecil konsumen bisa merasakan reaksi hipersensitif. Penelitian menunjukkan bahwa glutamat bukan senyawa penyebab yang efektif, tapi kemungkinan besar kalau gejala ini ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme seperti Gama Amino Butyric Acid (GABA), serotonin, dan histamin.
- Kanker. Tanpa ditambah MSG pun hasil masakan berprotein bisa membentuk senyawa karsinogenik jika dipanaskan dengan suhu terlalu tinggi dan waktu yang lama. Ini karena asam amino penyusun protein seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin dapat mengalami pirolisis. Terlebih jika ditambah dengan MSG. Glutamat dapat membentuk pirolisis juga yang bersifat karsinogenik kalau melewati proses memasak yang sama.
- Kelumpuhan akibat penumpukan asam glutamat di jaringan sel otak.
- Gangguan lambung, gangguan tidur, mual-mual, hipertensi, asma, diabetes, sakit kepala, mulut kering, dan penurunan kecerdasan.
Sebenarnya ada bahan-bahan alami
sebagai pengganti MSG sebagai penyedap rasa. Mereka adalah gula pasir, bawang
putih, kaldu ayam atau sapi, juga bubuk hasil dari tumbukan makanan laut
seperti udang, teri, atau ebi.
E. Pencegahan
dan Pengobatan
Masalah
pencegahan narkoba adalah masalah yang kompleks yang pada umumnya disebabkan
oleh tiga faktor yaitu: faktor individu, faktor lingkungan dan faktor
ketersediaan, menunjukkan bahwa pencegahan penyalahgunaan narkobayang efektif
memerlukan pendekatan yang terpadu dan komprehensif. Oleh karena itu peranan
semua sektor terkait, termasuk para orang tua, para guru, tokoh-tokoh
masyarakat dan agama, kelompok remaja
dalam pencegahan narkoba sangat penting.
Banyak yang masih bisa dilakukan
untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah
terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tigatingkat intervensi, yaitu:
1.
Primer, sebelum penyalahgunaan
terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya
narkoba, pendekatan melalui keluarga, teman sebaya, dan instansi pemerintah.
Dalam hal ini sebelum penyalahgunaan narkoba terjadi hendaknya keluarga, teman
sebaya dan suatu instansi pemerintah melakukan sosialisasi tentang dampak dari
penggunaan narkoba, sehingga yang diberikan sosialisasi menjadi tahu dampaknya
dan akan menghindari narkoba.
2.
Sekunder, pada saat penggunaan sudah
terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (Fase ini meliputi: Fase penerimaan
awal antara 1-3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase
detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1-3 minggu untuk melakukan
pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
3.
Tersier, yaitu upaya untuk
merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini
biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan
pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar
mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di
masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat
kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif.
Dalam hal pencegahan
penyalahgunaan narkoba, dapat mencegahnya melalui berbagai pihak, yaitu:
1. Dari diri sendiri
-Meningkatkan keimanan dan ketakwaan
-Memilih lingkungan pergaulan yang sehat
-Komunikasi yang baik
-Hindari pintu masuk
narkoba yaitu rokok
2. Peran Keluarga
- Menciptakan rumah yang
sehat, serasi, harmonis, cinta, kasih sayang dankomunikasi terbuka.
- Mengasuh, mendidik
anak yang baik.
- Menjadi contoh yang
baik bagi anaknya
- Menjadi pengawas yang
baik untuk anaknya
- Keluarga atau orangtua memberitahu sedini mungkin
kepada anaknya tentang bahayanya menggunakan narkoba..
3.
Peran Tokoh Masyarakat
- Mengikutsertakan dalam
pengawasan narkoba dan pelaksanaan Undang-Undang.
- Mengadakan penyuluhan,
kampanye pencegahan penyalahgunaan narkoba.
- Merujuk korban narkoba
ke tempat pengobatan.
- Merencanakan,
melaksanakan dan mengkoordinir program-program pencegahan
penyalahgunaan narkoba.
Apabila
yang mengkonsumsi narkoba adalah pelajar Adapun upaya-upaya lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah
melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan
tentang bahaya narkoba, atau mengadakan razia mendadak secara rutin. Kemudian
pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan
kasih sayang.Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap
gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran narkoba sering terjadi di
sekitar lingkungan sekolah.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka terjerumus kedalam perbuatan seperti itu. Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, diharapkan para pendidik dapat menjaga dan mengawasi anak didik atau siswa dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan bangsa untuk meneruskan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik dan dapat terwujud.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka terjerumus kedalam perbuatan seperti itu. Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, diharapkan para pendidik dapat menjaga dan mengawasi anak didik atau siswa dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan bangsa untuk meneruskan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik dan dapat terwujud.
Pengobatan Narkoba:
1. Pengobatan adiksi
(detoks)
2. Pengobatan infeksi
3. Rehabilitasi
4. Pelatihan mandiri
Pertolongan Pertama
Pertolongan
pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum banyak, makanmakanan
bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan perhatiannya
darinarkoba.Bila tidak berhasil perlu pertolongan dokter. Pengguna harus
diyakinkan
bahwa gejala-gejala
sakaw mencapai puncak dalam 3-5 hari dan setelah 10 hari akanhilang.
Empat Cara Alternatif Menurunkan Risiko terhadap
Bahaya Narkoba
1. Menggunakan jarum
suntik sekali pakai
2. Mensuci hamakan
(sterilisasi) jarum suntik
3. Mengganti kebiasaan
menyuntik dengan menghirup atau oral dengan tablet
4. Menghentikan sama
sekali penggunaan narkoba
Cara penyembuhan terhadap pecandu narkoba:
1.
Detoksifikasi
Detoksifikasi
adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) daritubuh
dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang dipakai
ataudengan penurunan dosis obat pengganti.Detoksifikasi bisa dilakukan dengan
berobat jalan atau dirawat di rumah sakit.Biasanya proses detoksifikasi
dilakukan terus menerus selama satu sampai tigaminggu, hingga hasil tes urin
menjadi negatif dari zat adiktif.
2.
Rehabilitasi
Setelah
menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh
secarafisik memang tidak “ketagihan” lagi, namun secara psikis ada rasa rindu
dan kangenterhadap zat tersebut masih terus membuntuti alam pikiran dan
perasaan sang
pecandu. Sehingga sangat
rentan dan sangat besar kemungkinan kembali mencandu
dan terjerumus
lagi.Untuk itu setelah detoksifikasi perlu juga dilakukan proteksi lingkungan
danpergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu, misalnya dengan
memasukkanmantan pecandu ke pusat rehabilitasi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Narkoba adalah singkatan dari
narkotika dan obat berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang
diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah
Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seseorang
seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta prilaku seseorang jika masuk
kedalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, disuntik,
intravena dan lain-lain sebagainya.
2.
Zat
Penikmat adalah zat yang ditambahkan pada sesuatu untuk menambah cita rasa
bahkan sampai membuat kecanduan. Contohnya: Monosodium Glutamate (MSG) atau
vetsin
3. Jaringan saraf merupakan jaringan
komunikasi yang terdiri dari jaringan sel-sel khusus dan dibedakan menjadi dua sel, yaitu sel neuron dan sel neoroglia.
4. Penggunaan narkoba memiliki pengaruh terhadap kerja
sistem saraf, misalnya hilangnya koordinasi tubuh, karena di dalam tubuh
pemakai, kekurangan neurotransmitter yang terdapat di otak yang berperan penting dalam merambatkan
impuls saraf ke sel saraf lainnya
5. Peranan semua sektor
terkait, termasuk para orang tua, para guru, tokoh-tokoh masyarakat dan agama,
kelompok remaja dalam pencegahan narkoba adalah sangat penting.
B. SARAN
1. Jangan pernah mencoba narkoba
walaupun itu hanya sedikit.
2. Pemerintah harus memberantas
peredaran narkoba di Indonesia.
3. orang tua harus memberikan perhatian
yang lebih pada anak jangan dan jalin komunikasi yang baik dengan anak agar
tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba.
4. Perlu peningkatan kerja sama
antara masyarakat dengan aparat untuk memberantas peredaran narkoba.
5. Remaja harus diperhatikan oleh semua
pihak agar tidak terjerumus pada penyalahgunaan narkoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar