Selasa, 11 Agustus 2015
Mars FKG UH, Mars Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
Tekad kami putera putri negeri
Fakultas kedokteran gigi
Mengabdi bakti sepenuh hati
Membangun Pertiwi
Merambah masyarakat nusantara
Sehat sejahtera
Berlandaskan asas pancasila
Memajukan bumi tercinta
Berselempang ayam jantan perkasa
Membahana di seluruh negeri
Demi derajat kesehatan bangsa
Sadar Mandiri
Tak gentar walau medan menghadang
Kan terus mengabdi
Tak goyah semangat mencapai tujuan
Demi tanah indonesia
Melangkah di cakrawala timur nusantara
Lahir sebagai punggawa...khatulistiwa
Jaya slalu dan slamanya
Kedokteran gigi
Senin, 15 Juni 2015
hymne farmasi
HYMNE FARMASI
Disini kami bersatu,
bergandeng tangan
Bulatkan tekad,
satukan langkah
Wujudkan cita-cita
amat mulia
Harumkan namamu
Farmasi
Kibarkan Panjimu,
raih masa depan
Jiwa raga kami
serahkan
Bukti cinta padamu
Farmasi
Bakti kamu untukmu,
demi Jaya Farmasi
Kobarkan semangatmu,
raih cita-cita
Harumkan namamu
Farmasi
Kibarkan panjimu,
raih masa depan
Jiwa raga kami
serahkan
Bukti cinta padamu
Farmasi
Bakti kami untukmu,
demi jaya Farmasi (2x)
mars farmasi universitas hasanuddin
MARS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
Mahasiswa fakultas farmasi
Universitas Hasanuddin
Penuh kreasi dan inovatif
Tulus dan ikhlas dalam berkarya
Mahasiswa fakultas farmasi
Tinggi ilmu dan beriman
Bulatkan tekad, mantapkan langkah
Demi membangun bumi pertiwi
Ular dan cawan terpampang kokoh
Lambang bulatnya, membakar….
Semangat perjuangan
Fakultas farmasi selalu di hati
Darmaku padamu takkan berakhir
Fakultas farmasi songsong asamu
Jayalah spanjang masa…. (2x)
mars universitas sedunia
MARS UNIVERSITAS SEDUNIA
Gaudeamus igitur
Juvenus dum humus
Post lucundam luventutem
Post melestem selectutem
Nos habebit humus (2x)
Vivat academia!
Vivat professors!
Vivat membrum aquadlibet
Vivat membrum quaelibet
Vivat senators (2x)
mars universitas hasanuddin
MARS UNIVERSITAS HASANUDDIN
Universitas Hasanuddin
Panjimu kita bawa serta
Pancangkan di medan bakti namamu kita bawa bersama
Membina kejayaan nusa
Indonesia bahagia
Putra putrimu kini bangkit dengan jiwa Hasanuddin
Izinkan kami bagimu pertiwi
Almamater Universitas Hasanuddin
Karunia ilahi
Benteng teguh wirabuana
Ke timur ke barat satu utara selatan nusantara
Nusa bhineka tunggal ika
Nyiurmu dan padimu
Glora pantaimu lembah gunungmu
Menjadi tempat mengabdi
Sabtu, 06 Juni 2015
Selamat Ulang Tahun yang Ke-42 mama. Sebait puisi untuk mama: MAMAKU YANG TERHEBAT
Mama, hari ini adalah hari ulang tahunmu
Aku tak dapat memberikan kado ataupun hadiah yang mahal dan istimewa untuk mama
Hanya sebait puisi untukmu. Kurangkai sebagai hadiah special
Puisi ini adalah ungkapan hatiku padamu mama, yang sangat aku sayangi.
Untukmu mama...
MAMAKU YANG TERHEBAT
Teriris
luka tak mampu menangis
Tersakiti mampu bertahan
Engkau selalu membalas senyuman mu untukku
Engkau kuat,sabar,dan tegar
Tak ada yang mampu mengalahkan kehebatanmu
dialah mamaku, mama yang telah melahirkanku
hingga aku sudah dewasa
Tersakiti mampu bertahan
Engkau selalu membalas senyuman mu untukku
Engkau kuat,sabar,dan tegar
Tak ada yang mampu mengalahkan kehebatanmu
dialah mamaku, mama yang telah melahirkanku
hingga aku sudah dewasa
Mama.. kau melewati banyak rintangan
Mama.. kau rela mengurus kami dari pagi sampai sore
Bermandikan cucuran peluh
Mama.. kau rela mengurus kami dari pagi sampai sore
Bermandikan cucuran peluh
Hanya iringan dedaunan menemanimu
Hanya suara-suara burung yang menemani lelahnya harimu
Andai aku tau,andai aku bisa menggantikanmu
Tak rela aku melihatmu, terbasahi cucuran peluhmu
Aku rela menjadi pengusap peluhmu
Hanya suara-suara burung yang menemani lelahnya harimu
Andai aku tau,andai aku bisa menggantikanmu
Tak rela aku melihatmu, terbasahi cucuran peluhmu
Aku rela menjadi pengusap peluhmu
Mama….engkau nafasku
Engkau rintihan jiwaku
Engkau adalah batinku
Terima kasih mama atas semua yang kau perjuangkan selama ini demiku.
Engkau rintihan jiwaku
Engkau adalah batinku
Terima kasih mama atas semua yang kau perjuangkan selama ini demiku.
Minggu, 19 April 2015
Resume Diksar-IV PRC Azka Asfarinda (PRC.04.0016.FF-UH)
PRC
Untuk Menyelamatkan
Pharmacy
Rescue Committee dengan tema diksarnya kali ini yaitu “Being human is a given,
keep our humanity is a choice”. Merupakan
slogan yang sudah pernah saya dengar. Maksud dari slogan ini juga
merupakan salah satu tujuan saya memilih
daftar menjadi anggota baru PRC yaitu memilih untuk menjadi manusia yang
menjaga kemanusiaan.
Pertama
saya tertarik dengan PRC, yaitu pada saat pengenalan UKM farmasi di pra resep
tetapi saya mendapatkan lebih banyak informasi mengenai PRC pada saat
sosialisasi UKM farmasi di acara PDKMF 2014. Banyak hal yang membuat saya
tertarik dan merasa cocok untuk masuk PRC. Terutama menjadi relawan, yang tidak
dibayar bukan karna tak bernilai tetapi tidak ternilai. Tepat saat selesai
acara PDKMF saya langsung mencari formulir untuk mendaftarkan diri.
Wawancara
untuk calon peserta diksar dimulai pada tanggal 14, tetapi saya mengikuti
wawancara pada hari terakhir tgl 21 dan satu hari itu saya menyelesaikan 3
wawancara sekaligus. Dari jam 4 sore sampai jam 10 malam. Pewawancara saya
yaitu kak ismul saat tes keorganisasian, kak viros saat tes kepribadian dan kak
ismul lagi saat tes loyalitas. Kaka kaka yang menjadi pewawancara adalah orang
yang sudah sepenuhnya ikhlas untuk menolong org lain dan saya belajar banyak
dari beberapa pertanyaan mereka.
Yang
mendampingi tes binjas saya yaitu kak abdillah, tesnya terdiri dari push up,
sit up dan back up satu set. Saya mendapatkan skor yang lumayan tinggi. Tetapi
saat satu hari sebelum pengumuman entah dengan aslasan apa saya , indev, indar
dan dias diminta utuk tes ulang binjas. Indev menyerah ikut tes ulang, jadi
hanya kami bertiga yang tes ulang. Padahal sakitnya badan belum hilang
sedikitpun.
Saat
hasil tes keluar, saya aga ragu untuk lulus karna banyak sekali yang mendaftar
baik angkatan 2014 maupun 2013 bahkan 2012. Tapi saat melihat postingan daftar
nama yang lulus ke indor, Alhamdulillah kalo tidak salah baca ada nama azka asfarinda. Dan saya bersyukur diberi
kesempatan untuk masih menjadi calon anggota PRC dan melakukan tes tahap
selanjutnya yaitu tes binjas.
Materi
indoor dimulai pada tanggal 29 maet, di lab fitokimia. Materi pertama Bontani
dan Zoologi, materi kedua Navigasi materi ketiga sejaran dan arti lambing PRC.
Saya merasa rugi tidak materi mendapatkan materi indoor dikarnakan kurang enak
badan. Dan Alhamdulillah kaka masih memberi kesempatan untuk presentasi bagi
yang tidak mengikiuti materi. Materi dilanjutkan pada tanggal 3 april di BEM,
materi kempat yaitu komunikasi lapangan, materi kelima Survival, materi keenam
managemen bencana dan teknik pencarian korban, materi ketujuh PPGD materi
kesembilan Role of PRC inSupporting Health Care To Serve.
Untuk
peserta diksar wajib melalukan binjas sebanyak 6 kali. Binjas terdiri dari lari
keliling unhas, dan set yang terdiri dari push up, sit up, back up. Satu set
binjas berjumalah 13 kali. Saat binjas pertama badan saya kaget karna akhir-akhir
ini jarang olahraga, semua badan terasa sakit, tapi tidur makin nyenyak. Binjas
selanjutnya badan mulai terasa ringan, tapi tidur tetap nyenyak. Dan pada binjas
ke 4 dan ke 5 akhirnya kuat bawa carrier keliling unhas. Pertma saya mengeluh
kenapa harus binjas sampe 6 kali dan jumlah setnya bertambah ternyata itu
sangat bermanfaat saat pendakian.
Setelah
materi indoor dan binjas selesai, diumumkanlah nama-nama peserta diksar IV. Dan
Alhamdulillah lagi, kalo tidak salah baca ada nama azka asfarinda. Saya senang
namun aga sedih karna 2 teman angkatan
saya tidak lulus menjadi peserta diksar. Padahal mereka pernah mengikuti
materi dan binjas walaupun tidak lengkap. Saat pembagian kelompok, sepertinya
saya orang paling beruntung masuk ke kelompok 3 dan menjadi junior bawang dsna
karna hanya saya angkatan 2014. Saya sekolompok dengan kak nini, kak cani, kak
tami, kak aul, kak fajrin, kak malvin. Ditambah lagi kaka pembimbing kami kak
eja yang super baik dan paling sabar.
Tibalah
saat packing untuk persiapan mendaki dihari jumat pagi. Awalnya saya agak ragu
untuk ikut karena meninggalkan 2 praktikum, lab farfis dan lab farmakognosi.
Tapi kapan lagi bisa jadi anggota PRC kalo bukan sekarang. Saya memutuskan
ikut, saya mempersiapkan barang barang yang perlu dibawa, malam jumat saya
pergi meminjam barang yang masi kurang dan membeli beberapa barang dan makanan
yang diperlukan.
Sebelum brangkat menuju lembah loe sebagai
tempat diksar, saya berkumpul ditaman BEM dengan peserta diksar, kakak-kakak
PRC, dan partisipan. Kami bedoa bersama untuk keselamatan perjalan selama 3
hari dan doa dimpin langsung oleh kordinator lapangan kanda fachril thohari.
Kami berangkat menggunakan truck pasir, dan sialnya ditengah perjalanan hujan
turun dan kami kebasahan karna terpalnya tidak dibentangkan dan kami kesulitan
mencari ponco karna hujan datang tiba tiba. Alhasil diperjalan baju, sepatu dan
yang lainnya basah. Sehingga kami kedinginan sebelum sampai dimalino.
Tibalah
kami dimalino tepatnya dikaki gunung bawakareang. Hujan berhenti tapi kami
masih kedinginan karna baju yang basah dan juga cuaca malino yang sangat
dingin. Kami istirahat shalat, dan langsung menuju lokasi diksar. Kami
berangkat pukul 5 sore dan hanya bisa menempuh perjalanan sampai posko 1 karna
sudah malam. Kami mendirikan tenda, makan, shalat dan tidur dipinggir jalan
bukit dekat sungai.
Pagi
harinya kami dihadiahi set dan kami
diminta untk resection dan kelompok terakhir mendapatkan hasil tembak
terkena zuonk harus membawa sampai bekas kita semua berkemah dsna. Dan
untungnya dikelompok 3 ada kak cani dan kak aul yang jago resection, akhirnya
kami selamat dari zonk tersebut dan menjadi kelompok pertma yang berangkat.
Diperjalan
banyak kendala seperti jalan terjal, licin, tanaman berduri, dll. Saya juga
cukup kaget karna perjalanan yang jauh sekali dan serasa tidak pernah sampai.
Tetapi untungnya kelompok 3 ada kak fajrin yang selalu semangat menjadi pembuka
jalan. kak malvin yang selalu sabar dmenjadi sweeper dan kak eja yang selalu
menyemangati dan membingbing kami. Ada juga kak nini yang selalu semangat dan
tidak pernah lelah, kak cani yang cepat lelah tetapi semangat menjadi
navigator, kak aul yang selalu melucu dan membuat kami tertawa, kak tami yang
selalu menyanyi ~PRC untuk menyelamatkan~ dan saya menjadi anak bawang saja.
Dan
akhirnya kelompok 3 menjadi kelompok pertama yang sampai ditallung dan
mendapatkan bonus berfoto ditallung walaupun kami mendapat juga bonus 2 set
ditambah 5 set wajib dari kaka riel karna terlambat dating. Kami meelanjutkan
perjalanan dan tidak lama sampailah kami dilembah loe yang ditutupi kabut dan
dikelilingi gunung juga banyak sapi dan ranjaunya. Kami sampai dilokasi jam 3 sore dan langsung
mendirikan tenda, memasak nasi, shalat dll.
Saat
sore hari kami melakukan simulasi korban bencana, ada yang menjadi tim awal,
tim evakuasi, dan tim medis. Simulasi berakhir dengan set karna kami melakukan
banyak kesalahan dan memang simulasi berjalan tidak lancer. Tibalah waktu malam
yang akan menjadi malam malam panjang, semua peserta sibuk membicarakan apa
yang akan terjadi di malam ini. kami dikumpul dan diberikan intruksi membuat
tandu dan kelompok yang jelek tandunya mendapatkan hadias set lagi. Tetapi
Alhamdulillah kelompok 3 selalu lolos dari set karna tepat waktu menyelesaikan
tandu dan juga tandunya kuat.
Jam
10 malam kami diberi kesempatan untuk tidur, memakai baju dan celana basah
bekas hiking. Jam 1 malam kami dibangunkan secara tiba-tiba dan disuruh membuat
bivak ditengah hutan dan kami tidur disana sampai jam 3 subuh. Saat itu adalah
malam paling dingin yang saya rasakan tetapi saya heran sempat tertidur padahal
situasi dan kondisi tidak mendukung.
Kami
dibanngunkan jam 3 subuh dan diminta membereskan bivak lalu kumpul didepan
tendan panitia dan mendapatkan hadiah set lagi. Tetapi ada juga hadiah lainnya
yaitu susu hangat dari kaka panitia. Agenda selanjutnya yaitu kami perkelompok
harus melakukan simulasi evakuasi korban menggunakan tandu tetapi melalui
berbagai medan yang penuh rintangan.
Yang
menjadi korban dikelompok 3 adalah kak tami yang sepertinya paling ringan, luka
yang dialami ceritanya luka patah tulang. Diposko pertama medan yang dilewati
berupa celah sempit teknik yang dibutuhkan yaitu memperhatikan posisi kepala,
leader memeriksa medan dan harus cepat mengambil strategi, kak arni dan
maghfira menghadiahi kami bertubi tubi set karna dingin, kesalalahan dan tidak fokus.
Posko ke dua yaitu posko tembok tinggi teknik yang diperlukan adalah mengangkat
korban setinggi mungkin dengan memperhatikan posisi luka dan kepala juga
dibutuhkan kerja sama yang baik. Diposko ke tiga yaitu posko gunung yang
memiliki medan naik dan turun yang lumayan curam. Teknik yang dibutuhkan yaitu
memperhatikan posisi kepala saat naik maupun turun dan juga leader harus bisa
mendeskripsikan medan kepenanandu dan membuat startegi. Posko ke 4 yaitu posko
gua sempit dimana kita harus mengevakuasi korban dengan cara tiarap dan hanya
kelompok 3 yang berhasil membawa korban menelusuri gua walaupun korban sudah
dalam keadaan meninggal karna terlalu lama berada didalam gua.
Ya
akhirnya malam panjangpun telah memendek karna matahari sudah mulai terbit
walaupun hanya cahayanya yang terlihat. Kami masih tetap dihadiahi set terus
menerus dan ditambah bonus dadar guling. Kami istirahat shalat dan bersih
bersih sejenak juga minum hangat bersama kaka kaka panitia.
Tiba
saat yang paling seru dan menegangkan yaitu pencarian nomor anggota. Dimana
kita pertamakalinya berkompetisi antar peserta untuk mendapatkan nomor anggota.
Pertama kita harus melewati rintangan gua sempit lalu berlari dilumpur, menaiki
bukit dan menembak tempat nomor peserta disimpan yang suda ditentukan masing
masing sudutnya. Nomor peserta tersembunyi ditempat tidak terduga ada yang
didalanm kotoran sapi, didalam lumpur, diatas pohon, dibalik semak, didalam
tanah, dibawah batu bahkan ada yang didepat pandangan. Saya menjadi orang ke 6
yang mendapatkan nomor peserta didalam tanah dengan nomor peserta:
PRC.04.0016.FF-UH
Setelah
semua peserta mendapatkan nomor pesertanya mulai dari 0001 – 0016 dan upacara
pun akan dimulai. Kak ismul sebagai Pembina upacara, kak mute sebagai protocol,
soalihin sebagai pemimpin upacara dan kak malvin sebagai pemimpin barisan.
Agenda utama upacara yaitu pemakaian slayer merah PRC kepada para peserta
diksar. Upacara berlangsung hidmat ditengah lembah yang diselimuti kabut sambil
menyanyikan lagu Indonesia raya, mars unhas dan mars farmasi. Juga diberi
kesempatan bersalaman dengan kaka kaka PRC. Upacara berakhir dengan foto dan
groupy bareng kaka panitia.
Setelah
itu kami membersihkan badan, shalat, sarapan dan membereskan tempat. Dengan
keadaan cuaca yang hujan gerimis kami melakukan perjalanan pulang, tetapi kali
ini kami pulang bersama sama. Saya melakukan perjalan pulang bersama kak tami,
kak auld an kak eja. Walapun kaki sudah lelah berjalan tetapi Alhamdulillah
akhirnya kami sampai juga dengan selamat. Dan setelah itu kami istirahat sejenak
dan bersiap bersiap untuk pulang.
Kami
pulang menggunakan truck pasir lagi, tetapi tidak terlalu dingin karna kami
sudah ganti pakaian kering yang dipinjamkan oleh kaka kaka panitia dan kami
menggunakan sb diatas truck. Perjalan terasa singkat karena jalanan lancar dan
saya tertidur. Akhirnya kami sampai didepan rektorat pada pukul 23.30. Semua
orang bergegas pulang dan cerita tidak berhenti sampai disini.
Kamis, 12 Maret 2015
Reposisi dan Reaktualisasi Apoteker Indonesia
Eksistensi
apoteker Indonesia belakangan marak dibicarakan di kalangan sejawat apoteker.
Pada media sosial seperti facebook, acap dibaca keluhan, umpatan, dan pendapat
para sejawat tentang praktek profesi apoteker di tanah air. Banyak sejawat yang
merasa profesinya kurang dihargai. Apa buktinya? “Lihat saja gaji apoteker di
apotek, masa lebih kecil dari UMR”, tulis seorang sejawat. Ada pula komentar
yang mengaitkan tidak terteranya kalimat mengenai peran apoteker dalam
peraturan pemerintah yang berkaitan dengan implementasi BPJS Kesehatan.
Jika
disimak sejarahnya, tercabutnya sebagian peran apoteker dari apotek komunitas
terjadi sejak diterbitkannya PP no. 26 tahun 1965 Tentang Apotik oleh presiden
Sukarno. Menurut Peraturan Pemerintah tersebut, izin apotek hanya diberikan
kepada lembaga pemerintah tertentu, perusahaan negara, perusahaan swasta dan
koperasi. Peraturan pemerintah itu menghapuskan hak apoteker sebagai pemegang
izin (sebelumnya, dari zaman penjajahan Belanda hingga 1965 hanya dikenal
apotek yang didirikan apoteker). Pada saat PP tersebut diumumkan, tidak ada
protes dari apoteker, karena saat itu nuansa politik dan jargon Ekonomi
Terpimpin tengah menggiring pendapat umum yang “mengharamkan” suatu usaha yang
menonjolkan kepentingan perorangan dalam masyarakat. Faktor lain, Ketua ISFI
saat itu, adalah Purnomo Singgih, yang merupakan anggota HSI, Himpunan Sarjana
Indonesia (onderbouw PKI), pendukung berat presiden Sukarno.
Usul
untuk merubah PP 26 tahun 1965 tersebut baru dicetuskan para apoteker pada saat
berlangsung Kongres ISFI di era awal orde baru tahun 1967. Namun model apotek
yang izinnya atas nama lembaga/ perusahaan (apoteker hanya sebagai penanggung
jawab) terlanjur menjamur mengingat tingginya tingkat keuntungan usaha apotek
saat itu. Kendali apotek-appotek komunitas telah terlalu banyak bergeser ke
tangan pengusaha. Di samping itu, pertumbuhan apotek yang tinggi tidak diikuti
jumlah tenaga apoteker yang memadai. Untuk mengatasinya, banyak apotek
didirikan dengan menggunakan tenaga apoteker pegawai negeri dan ABRI. Karena
bukan pekerjaan utama, tingkat kehadiran apoteker-apoteker tersebut di apotek
tidak bisa penuh waktu, sementara pengusaha tidak memusingkan kehadiran
apoteker karena pekerjaan di apotek dapat diambil alih oleh tenaga non
apoteker. Apoteker yang hanya datang beberapa jam seminggu ke apotek mulai
bermunculan. Malah kalangan apoteker sendiri ada yang bangga karena menerima
gaji yang lumayan besar dari apotek walau datang hanya beberapa kali dalam
sebulan.
Namun banyak juga apoteker yang kecewa karena kewenangan mereka di apotek sudah dicaplok oleh pemodal. Upaya untuk mengembalikan kewenangan apoteker secara penuh mulai diusahakan oleh pengurus Ikatan sarjana farmasi Indonesia di bawah pimpinan Sukarjo.
Namun banyak juga apoteker yang kecewa karena kewenangan mereka di apotek sudah dicaplok oleh pemodal. Upaya untuk mengembalikan kewenangan apoteker secara penuh mulai diusahakan oleh pengurus Ikatan sarjana farmasi Indonesia di bawah pimpinan Sukarjo.
Upaya
untuk mereposisi peran apoteker mendapat momentum dengan dikeluarkannya PP 51
tahun 1980 yang pada dasarnya ingin mengembalikan apotek sebagai tempat
pengabdian profesi apoteker. Tentu saja apoteker Indonesia sangat senang dengan
peraturan pemerintah tersebut karena izin apotek menurut PP tersebut diberikan
kepada apoteker. Namun tentangan terhadap PP 25 oleh para pengusaha apotek saat
itu sangat luar biasa. Beberapa bulan setelah PP 51 keluar ramai polemik
mengenai pro dan kontra PP tersebut di koran-koran ibukota. Akhirnya terjadi
“pelemahan” PP 25, dimana izin apotek selain kepada apoteker juga dapat
diberikan kepada apoteker yang bekerja-sama dengan penyedia sarana apotek.
Memang,
pada saat-saat awal penerapan PP 25 tahun 1981, terjadi “dampak positif”:
peningkatan honor untuk sebagian apoteker komunitas. Sayangnya hal ini tak
diikuti kesadaran keterlibatan apoteker di apotek dalam memberikan pelayanan.
Sebagian apoteker di apotek komunitas swasta tetap jarang datang ke apotek.
Mereka masih jarang datang ke apotek. Sangat disayangkan, momentum terwujudnya
praktek apoteker sesuai fungsi dan perannya dengan bantuan PP 51 gagal
dimanfaatkan apoteker Indonesia.
Tahun
demi tahun berlalu, peran apoteker di apotek komunitas semakin berkurang,
beriringan dengan merosotnya gaji apoteker penanggung jawab. Pikiran-pikiran
untuk mereposisi peran dan fungsi apoteker merebak kembali. Di tahun 2008 ISFI
yang saat itu dipimpin Haryanto Dhanutirto mencanangkan program TATAP (Tiada
Apoteker Tiada Pelayanan). Suara-suara untuk merevitalisasi apoteker Indonesia
mulai disemai kembali.
Di penghujung 2009, muncullah PP 51 tentang pekerjaan Kefarmasian yang pada hakekatnya bertujuan mengembalikan fungsi pelayanan farmasi , yang disusul Permenkes 889 tahun 2011. Dengan PP tersebut tidak dimungkinkan lagi pekerjaan kefarmasian dilakukan oleh fihak-fihak non farmasi yang tidak kompeten . Maklumlah, pada PP No. 51 tersebut terdapat kalimat pamungkas: ” Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu”, di samping kalimat fasal 21 ayat 2 yang berbunyi: ” Penyerahan obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh apoteker”. Dengan demikian apabila PP ini mulai efektif diberlakukan, “terlarang ” bagi apotek yang apotekernya tidak ada di tempat melayani resep dokter. Dengan kata lain, selama apotek buka atau beroperasi, apoteker harus ada di tempat. Untuk mengatasi kondisi apabila apoteker berhalangan, apoteker pemilik/ pengelola apotek dapat mempekerjakan apoteker pengganti yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing apotek.
Di penghujung 2009, muncullah PP 51 tentang pekerjaan Kefarmasian yang pada hakekatnya bertujuan mengembalikan fungsi pelayanan farmasi , yang disusul Permenkes 889 tahun 2011. Dengan PP tersebut tidak dimungkinkan lagi pekerjaan kefarmasian dilakukan oleh fihak-fihak non farmasi yang tidak kompeten . Maklumlah, pada PP No. 51 tersebut terdapat kalimat pamungkas: ” Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu”, di samping kalimat fasal 21 ayat 2 yang berbunyi: ” Penyerahan obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh apoteker”. Dengan demikian apabila PP ini mulai efektif diberlakukan, “terlarang ” bagi apotek yang apotekernya tidak ada di tempat melayani resep dokter. Dengan kata lain, selama apotek buka atau beroperasi, apoteker harus ada di tempat. Untuk mengatasi kondisi apabila apoteker berhalangan, apoteker pemilik/ pengelola apotek dapat mempekerjakan apoteker pengganti yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing apotek.
PP 51 dan
Permenkes 889 yang terbit sesungguhnya merupakan tool berharga bagi apoteker
Indonesia untuk mereposisi peran dan fungsinya agar setara dengan profesi
apoteker di negara maju. Penataan kembali dunia apoteker Indonesia telah
dilakukan dengan registrasi kembali lewat STRA yang disusul SIPA/ SIKA.
Momentum ini juga dimanfaatkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia untuk menata
organisasi lewat konsolidasi yang lebih intensif dengan pengurus cabang dan
anggota. Para apoteker yang setelah sudah mati gaya dalam menambah ilmu,
dipaksa untuk belajar kembali lewat SKPA, dan sarana pendidikan berkelanjutan
lainnya.
Perilaku
hemat waktu (jarang ke apotek) yang dianut sebagian apoteker komunitas di
Indonesia bukanlah hal yang perlu ditiru. Sayangnya, datang ke apotek 1 jam
sehari atau seminggu sekali atau sebulan sekali adalah praktek yang masih
banyak diterapkan apoteker Indonesia.
Menurut
pengamatan MEDISINA, walau sudah ada banyak kemajuan dalam keberadaan apoteker
di apotek di beberapa daerah, namun di daerah lain masih gampang dijumpai
apotek yang beroperasi tanpa apoteker. Selama budaya apoteker hemat waktu masih
tinggi prosentasenya, peran dan fungsi apoteker yang ideal sulit diwujudkan.
Sayangnya, apoteker hemat waktu itu juga terjadi pada apotek yang dimiliki
apoteker.
Karena
memiliki kesibukan lain, apotek tersebut kerap operasi tanpa diawasi
apoteker.Selain soal kehadiran apoteker di apotek, masih banyak faktor lain
yang harus dikoreksi dan diperbaiki. Kualitas apoteker, kesejahteraan apoteker
dan perubahan paradigma dalam melayani adalah hal-hal yang mesti diatasi.
Sampurno,
mantan Kepala Badan POM , sering melontarkan kritik pedas lewat media sosial
tentang masalah ini. Dalam rapat pleno pengurus PP IAI April lalu ia sempat
menyampaikan konsep solusinya untuk perbaikan wajah apoteker Indonesia, yang
kami muat sebagai pelengkap laporan utama.
Pelbagai
upaya masif agaknya perlu dilakukan organisasi dan regulator terkait agar upaya
mengembalikan peran dan fungsi apoteker di Indonesia dapat wujud secara
paripurna. Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk melabuhkan profesi
apoteker sehingga tak kalah dihargai seperti apoteker di negara maju perlu
diapresiasi.
Kurangnya apotek teladan
Kurangnya
pengawasan terhadap jalannya regulasi kefarmasian, dan hampir tiadanya teladan,
membuat pelayanan apotek komunitas di tanah air berjalan seperti halnya retail
biasa. Masyarakat mengenal apotek sebagai tempat membeli obat, bukan tempat yang
juga memberi manfaat lebih bagi percepatan perbaikan kesehatannya. Citra apotek
sebagai tempat praktek apoteker belum sekuat citra klinik sebagai tempat
praktek dokter.
Untunglah, di era serba kekurangan keteladanan ini berkembanglah suatu model apotek yang diharapkan bisa mempercepat ketinggalan apotek komunitas di Indonesia dari apotek komunitas dari negara lain.
Untunglah, di era serba kekurangan keteladanan ini berkembanglah suatu model apotek yang diharapkan bisa mempercepat ketinggalan apotek komunitas di Indonesia dari apotek komunitas dari negara lain.
Di Jawa
Tengah, Yogya dan jawa Timur, kini berkembang suatu apotek jaringan yang
mengedepankan pelayanan kefarmasian dengan konsep yang lebih jelas.
Apotek-apotek yang luasnya relatif kecil senantiasa dilayani oleh 2 apoteker,
Apoteker melaksanakan praktik kefarmasian dengan SOP yang jelas, berkomunikasi
langsung dengan pasien, Mereka membuat catatan obat pasien, mewawancarai dan
menasehati pasien, memberikan pesan-pesan untuk perbaikan kesehatan. Dan
berusaha memilihkan obat sesuai kantong pasien. Apotek jaringan tersebut
berusaha mendahulukan pemberian obat generik, sesuai dengan nama apotek
jaringan tersebut: apotek Viva Generik.
Di lingkungan sekitar apotek beroperasi, apoteker secara sistematis memberikan kegiatan untuk menambah kualitas kesehatan komunitas cakupannya. Misalnya memberikan ceramah kesehatan di lingkungan RT/ RW, dan mengorganisasi senam bersama.
Di lingkungan sekitar apotek beroperasi, apoteker secara sistematis memberikan kegiatan untuk menambah kualitas kesehatan komunitas cakupannya. Misalnya memberikan ceramah kesehatan di lingkungan RT/ RW, dan mengorganisasi senam bersama.
Apoteker
Viva Generik ditekankan untuk menambah pengetahuan kefarmasian yang senantiasa
berkembang lewat kursus yang diadakan Ikatan Apoteker Indonesia dan inhouse
training yang diadakan perusahaan. Hampir semua apoteker dari apotek Viva
Generik yang sekarang berjumlah 133 buah telah mengikuti PCCP (Pharmaceutical
Care Certification Program), program sertifikasi yang ditujukan untuk
memberikan bekal kepada praktisi apoteker dalam bentuk pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan pengalaman praktis yang diperlukan untuk menyediakan layanan
kefarmasian di apotek. Dalam waktu dekat mereka akan di training oleh trainer
apotek komunitas dari Amerika Serikat (AK)
Kamis, 05 Maret 2015
Orang Miskin Dilarang Sakit Hasil Diskusi GB 6 Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
Kenapa org miskin dilarang sakit?? Org miskin juga manusia. Seandainya orang miskin dilarang sakit, trus apa gunanya semua program kesehatan yang dicanangkan pemerintah? Wacana "orang miskin dilarang sakit" itu muncul karena melihat realita di masyarakat dimana biaya kesehatan masih terbilang mahal untuk mereka yg masuk kategori miskin.Wacananya terdengar kurang manusiawi. Realita yg miris. Ada artikel yang berpendapat " Direktur Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan Ida Bagus Indra Gotama mengakui bahwa derajat kesehatan Indonesia sangat rendah apabila dbandingkan dengan negara di Asia, apalagi bagi orang miskin. Pada masyarakat miskin angka kematian ibu lebih tinggi hingga 7 kali lipat. Salah satu penyebabnya adalah akses pelayanan kesehatan yang masih minim"
Program pemerintah seperti jamkesmas dan bpjs kelihatannya seperti tidak berpihak pada orang miskin. Seperti artikel yang dikutip dari www.Halobojonegoro.com. menyebutkan bahwa orang miskin yang tidak mempunyai bpjs kesehatan pun ditolak d rumah sakit negeri. Dapat saya simpulkan bahwa program pemerintah ini masih kurang merata dampaknya terhadap orang-orang yang berpenghasilan menengah ke bawah. Masih banyak cacat dari program pemerintah tersebut. Tapi, sejauh ini saya belum pernah mendengar bahwa akan ada perbaikan dari program tersebut. Negara punya tanggung jawab melindungi, apalagi ada skema kesehatan yang sedang gencar-gencarnya untuk memberikan jaminan kesehatan pada masyarakat.Org miskin d larang sakit krn kan biaya yang di butuhkan untuk berobat sangat besar, Seakan di rumah sakit mendukung itu juga wacana orang miskin dilarang sakit.. karena berbeda pelayanannya orang miskin sama orang kaya.Bisa dubilang bahwa semakin besar budget yang kita punya, maka semakin baik pula pelayanannya.
Dimana letak kesalahannya? Program pemerintah yang berjalan tidak sesuai atau pusat pelayanan kesehatan yang tidak profesional? Salah satu program pemerintah seperti bpjs itu prinsip pelaksanaanya gotong royong, yg kaya membantu yg miskin, yg sehat membantu yg sakit. Jadi pembayaran bpjs tiap bulan digunakan untuk membiayai mereka yg sakit. Sebenarnya program pemerintah ini sudah baik. Jadi tidak bisa hanya pemerintah yang disalahkan.
Salah satu yg menjadi permasalahn disini adalah bagaimana kah yg dimaksud dengan "miskin" itu sendiri. Dri pernyataan itu bisakan mncul bbrapa mksud (ambigu), pernyataan itu bisa di artikan sebagai gambaran betapa mahalnya kesehatan di indonesia. jadi org miskin yg tdk bisa menjangkaunya tdk boleh sakit dan itu itu sbnrnya sindiran halus mengenai biaya kesehatan di indo yg terlalu mahal untuk org miskin. kata orang msikin dilarang sakit lahir dari pernyataan. uang tidak bisa membeli segalanya, tpi faktanya bahwa uang bisa membuat orang mendapatkan akses kesehatan yang lebih baik. Lalu apakah orang miskin yang mengalami kesulitan finansial tidak bisa mendapatkan akses kesehatan? maksudnya itu adalah sindiran untuk pihak2 yang terkait dengan dunia kesehatan diindonesia termasuk farmasis. untuk bisa membenahi masalah ini.
Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian org pasti akan menyalahkan pemerintah mengenai fenomena tersebut. Karena yang berhak membuat peraturan sekaligus menjalankan adalah mereka. untuk hal ini, tidak ada keadilan yang dirasakan rakyat miskin. Apalagi mengenai kesehatan, ndonesia memang kurang dalam hal ini. Orang miskin dilarang sakit, karna biaya untuk berobat mahal, kalau orang miskin sakit mereka pasti tidak bisa membayar biaya maka dari itu diadakan program pemerinta sprti bpjs, jamkesmas dll. tapi program pemerintah ini belum maksimal di terapkan di rumah sakit di indonesia. Dan betul sindiran ini wacana bahwa kesehatan di indonesia sangat mahal. Perlunya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia, sebab nyaris seluruh rumah sakit memberlakukan adanya uang jaminan untuk memasukkan pasien. Tidak ada uang, silakan pasien angkat kaki. Jika sudah begini, si miskin pun hanya bisa gigit jari. Dia hanya mampu menanti detik-detik kematian.
Namun, pemerintah tidak bisa disalahkan sepenuhnya untuk ini. Sebaik apapun program yang dijalankan pemerintah, tapi kalau petugasnya tidak melaksanakan dengan baik, maka sia-sialah semuanya. dan juga setiap tahunnya pemerintah menaikan dana APBD untuk kesehatan sekitar 1 M. apalgi pemerintahan jokowi yang sekarang lebih mengutamakan uang hasil pajak untuk kesehatan. karna salah satu prokernya membuat kartu indonesia sehat dan kartu indonesia pintar. jadi sepertinya bukan rancangan pemetrintah yang salah tapi kartunya yang salah sasaran dan harus diperbaiki manajemen dan pembagian kartu miskinnya. Pemerintah jelas sangat menyadari bahwa kembali lagi ke petugas2 di lapangan, oleh karena dengan sistem yg baru seperti bpjs ini, petugas harus betul2 diseleksi baik dari SQ maupun EQnya, bahkan yg telah lolos seleksi diberi pelatihan semacam pengaderan jadi lahirlah kader2 baru yg insya allah akan merubah sistem yg bobrok dahulu.
ini juga ada kaitannya dengan farmasis tentang kegagalan farmasis dalam mencitrakan dirinya. Kegagalan pencitraan farmasis adalah karena masih banyak yang belum mengetahuinya. Sama juga dengan kegagalan program pemerintah ini. jadi yang diperlukan untuk sekarang itu selain meningkatkan mutu pelayanan, juga sosialisasi dan pengenalan program ini sehingga masyarakat secara merata mengerti dan mengetahuinya.
Jika kita menengok negara lain dan mari ambil contoh dari negara lain "Swiss terkenal sebagai negara dengan akses layanan kesehatan yang sangat baik karena hampir semua warganya memiliki asuransi. Lain lagi dengan Perancis di mana dana dari pajak penghasilan digunakan sebagai jaminan kesehatan buat masyarakatnya. Beberapa negara maju seperti Inggris, Italia dan Jepang juga memiliki akses pelayanan kesehatan yang baik bagi warganya" berbanding terbalik dengan INDONESIA.
Lalu yang jadi masalah lagi memang orang miskin lebih sering sakit karena pendidikan dan upaya untuk menjaga kesehatannya kurang. yang mirisnya lagi bukan hanya biaya kesehatan saja yang mahal tapi biaaya pendidikan juga mahal. jadi masalah kesehatan dan pendidikan punya hubungan timbal balik. Akan sulit jika org miskin dilarang sakit karena kebutuhan finasial mereka kurang terpenuhi dan hal ini berbanding lurus dengan tingkat kesehatannya. Kesehatan memang masih menjadi barang mewah di negeri ini. Ada pepatah yang mengatakan, sehat itu mahal, tapi sakit itu lebih mahal. Menggetirkan, namun itulah faktanya
Jadi solusi untuk masalah ini yang paling tepat yaitu mengentaskan kemiskinan, kalo semua orang sudah mapan, siapa saja boleh sakit. tapi apa boleh buat bagi negara indonesia yang masih berkembang, banyak hutangnya, koruptor dimana2. sepertinya mengentaskan kemiskinan bukan solusi yang baik. jadi solusi yang lain yaitu pemerintah sudah berniat baik memberi program bantuan kesehatan, aplikasinya yang perlu dimaksimalkan. Salah satunya jika rakyat miskin sakit pemerintah menyiapkan rumah sakit yang khusus bagi rakyat miskin sehingga dalam pelayanannya tidak ada deskriminasi lagi, terus pemerintah harus menjamin distribusinya bagi para pelayanan kesehatan di dalamnya.
Jadi singkatnya masalah wacana orang msikin dilarang sakit, tergantung bagimana cara pandangan kita terhadap pernyataan itu. Pandangan baiknya: org miskin dilarang sakit, artinya pemerintah mencangkan indonesia sehat, yg miskin saja tidak boleh, apalgi yg kaya. pandagan buruknya: org miskin dilarang sakit karena akan menyusahkan, baik dri segi biaya maupun perawatannya. Terpikir tentang sudut pandang positifnya, jadi ini sbnrnya orang miskin dlrang sakit lebih tepat klau ditujukan menjadi penyemangat untuk pemerintah dan yg bergelut di bidang kesehatan termasuk kita untuk meningkatkan kesejahteraan di bidang kesehatan bagi yg miskin karna yg miskin tdak boleh sakit agar mereka bisa terus berjuang keluar dari jurang kemiskinan
Jadi apa tanggapan dan aksi kita terhadap wacana ini sebagai anak kesehatan? sepatutnya anak kesehatan membantu pemerintah dengan memberikan penyuluhan dan pemahaman penyakit sehingga jumlah masyarakat yang sakit menurun dan masih banyak lagi aksi lainnya yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah ini. sebetulnya seluruh umat manusia ( keseluruhan masyarakat )bertanggung jawab untuk mengatasi masalah kesehatan dan kemiskinan. ini merupakan tugas dan panggilan ilahi kepada semua umat manusia. sekaligus mempunyai nilai luhur serta mulia yang mengesampingkan egoistik serta kepentingan diri sendiri.
(Azka asfarinda, Afdil Viqar viqhi, Musfira Dewy, Nur Syahra, Abel Romario, Michele, Khaldun Hidayat, Hajirah, Andi Dian Agustiah, Muslim, Herlina, Yulfira Amalika, Silvany rezy, Putri Mandasari)
Jumat, 27 Februari 2015
PT. Kalbe Farma dan RS Siloam Bertanggung Jawab Atas Meninggalnya 2 Pasien. Letak kesalahan belum dapat dipastikan
PT. Kalbe Farma dan RS Siloam
Bertanggung Jawab Atas Meninggalnya 2 Pasien. Letak kesalahan belum dapat
dipastikan- (azka asfarinda, 27/02/15) Beberapa
hari yang lalu kita telah mengetahui bagaimana pentingnya sebuah keakuratan
dalam proses pembuatan, pelabelan dan pemerian yang mana bila terjadi kesalahan
akan menyebabkan pasien meninggal dunia. Hal tersebut adalah contoh kasus
Buvanest Spinal yang kemungkinan ada salah pemberian etiket ataupun salah
pemerian obat sehingga yang di suntikan pada pasien bukan merupakan Buvanest
Spinal.
Berdasarkan informasi
yang diliput oleh Merdeka.com, dua orang pasien RS Siloam Karawaci
meninggal dunia setelah mendapat injeksi obat bius yang salah. Dua pasien itu
diinjeksi Buvanest Spinal 0,5 persen produksi Kalbe Farma, untuk kepentingan tindakan
operasi.
Berikut beberapa
tanggapan mengenai kasus ini dari pihak pihak terkait:
a.Menurut
Manager PT Kalbe Farma Tbk, Hari Nugroho
Menanggapi kejadian
tersebut, External Communication Senior Manager PT Kalbe Farma Tbk, Hari
Nugroho mengatakan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan
oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Terkait kasus
Siloam, sejauh ini Kalbe masih menunggu penelusuran yang dilakukan oleh BPOM,
jadi kita belum bisa memberikan langkah-langkah," katanya di kantor Kalbe,
Jakarta Pusat, Rabu, (18/2).Hari melanjutkan, pihak Kalbe Farma siap mematuhi
seluruh rekomendasi BPOM yang dihasilkan dari proses investigasi tersebut.
"Kalau BPOM
ngasih rekomendasi, apapun itu, kami siap patuhi nantinya," tambahnya.
Ia menegaskan, demi
menjamin keselamatan pihak konsumen, Kalbe Farma telah menarik peredaran obat
Buvanest Spinal.
"Yang jelas,
Kalbe telah menarik seluruh peredaran Buvanest Spinal demi keselamatan konsumen
serta sebagai tidak preventif," tegasnya.
b.
Menurut BPOM RI
Regulatory action yg
tlh dilakukan BPOM terhadap kasus injeksi anastesi di Siloam Hospitals Lippo
Village Karawaci adalah sbb:
·
Anastesi yg dimaksud adalah injeksi
Buvanest Spinal 0,5%heavy 4ml/5 (Bupivakain HCl) produksi Industri Farmasi PT. kalbe
Farma, Tbk.
·
14 Feb, BPOM menerima informasi dari
Sekjen Kementerian Kesehatan RI ttg kejadian tdk diinginkan serius di RS Siloam
Karawaci
·
Untuk lindungi kesehatan dan
keselamatan masyarakat dari potensi risiko yg membahayakan, BPOM lakukan
langkah2 sbb:
·
Di hari yg sama, 14 Feb, BPOM bentuk
Tim Audit Investigasi yg lakukan audit di tempat kejadian yaitu RS Siloam
Karawaci
·
15 dan 16 Feb, BPOM lakukan pemeriksaan
ke PT Kalbe Farma terkait pemenuhan Cara Produksi Obat yang Benar (CPOB) thd
prod injeksi dimaksud
·
BPOM juga periksa pemenuhan
pharmacovigilance (pengawasan pasca pemasaran) ke PT. Kalbe Farma dan jalur
distribusinya
·
Jalur distribusi yg dimaksud adalah
Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk.
·
Dalam rangka kehati2a, BPOM telah kirimkan
laporan ttg regulatory action BPOM kepada Menteri Kesehatan RI
·
Laporan dimaksud tdk hanya ttg inj
Buvanest spinal produksi PT.Kalbe Farma tp juga inj asam traneksamat dari PT.
Hexapharm Jaya Laboratories
·
BPOM tlh kirimkan surat peringatan
(safety alert letter) agar tdk gunakan inj Buvanest produksi PT.Kalbe Farma
hingga selesai investigasi
·
Safety alert letter tsb ditujukan kpd
Perhimp RS selrh Ind (PERSI) dan Perhimp Dokter Anestesiologi&Terapi
Intensif Ind (Perdatin) cc.Menkes
·
BPOM juga kirimkan safety alert letter
ke PERSI dan PB Ikatan Dokter Ind (IDI) cc Menkes RI
·
Isi safety alert letter tsb unt tdk
gunakan inj asam traneksamat kemsn dus 10 ampul@5ml no.batch
629668 & 630025 hingga investigasi selesai
·
Injeksi asam traneksamat dimaksud
adalah dari PT.Hexpharm Jaya Laboratories yang diproduksi PT.Kalbe Farma
·
BPOM jg kirimkan safety alert letter
kpd Pimp/Apoteker Pennggjwb PT.Kalbe Farma unt menarik inj Buvanest spinal
0,5%heavy4ml/5 seluruh batch
·
BPOM jg kirimkan safety alert letter ke
Pimp/Apt P.jwb PT. Hexpharm unt tarik inj as traneksamat kemsn dus10ampul@5ml no
batch 629668&630025
·
BPOM instruksikan Balai Besar/Balai POM
selrh Ind tuk lakukan verifikasi & monitoring pelaks & penarikan kedua
injeksi tsb
·
Injeksi dimaksud adl inj Buvanest
spinal 0,5%heavy 4ml/5 seluruh batch prod PT.Kalbe Farma dan inj.asam
traneksamat no batch 629668 & 639925
·
17 Feb, BPOM menetapkan regulatory
action sbb:
·
Keputusan PEMBEKUAN izin edar Injeksi
Buvanest Spinal 0,5% heavy 4 ml/5 (Bupivakain HCl) produksi PT. Kalbe Farma,Tbk
·
Surat Perintah PENGHENTIAN SEMENTARA
kegiatan fasilitas produksi larutan injeksi volume kecil non betalaktam
industri farmasi PT.Kalbe Farma
·
Surat Perintah PENARIKAN injeksi asam
traneksamat kemasan dus 10 ampul @ 5 ml no batch 629668 dan 630025
·
BPOM terus memonitor pelaksanaan
regulatory action yang telah ditetapkan
·
Bila diperlukan, BPOM dapat lakukan
tindakan regulatory action lainnya guna lindungi kesehatan dan keselamatan
masyarakat
c.
Menurut Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan (BUK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan (BUK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut melakukan investigasi
atas kasus meninggalnya dua pasien Rumah Sakit (RS) Siloam Karawaci, Tangerang.
Hasil pemeriksaan sementara, belum ditemukan kesalahan prosedur dari pihak RS
Siloam maupun dokter yang menangani pasien.
"Sekarang ini, secara garis
besar dari SOP (Standard Operating Procedure) yang ada, kita belum temukan
kelalaian kepada kedua pasien," ujar Dirjen BUK Kemenkes Akmal Taher dalam
siaran pers, Jumat (20/2).
Pengecekan dilakukan mulai dari
izin rumah sakit, dokter spesialis anestesi, dokter spesialis obstetri dan
ginekologi, serta dokter urologi. Menurut Akmal, RS Siloam memiliki SOP untuk
menangani setiap pasien dan tidak ada yang dilanggar. Termasuk SOP terhadap
penyimpanan obat di RS Siloam.
"Sampai saat ini kita belum menemukan pelanggaran SOP. Misalnya, untuk penyimpanan obat pada suhu tertentu kita sudah periksa ternyata betul. Pemberian dosis obat kepada pasien juga diketahui telah sesuai prosedur," katanya.
"Sampai saat ini kita belum menemukan pelanggaran SOP. Misalnya, untuk penyimpanan obat pada suhu tertentu kita sudah periksa ternyata betul. Pemberian dosis obat kepada pasien juga diketahui telah sesuai prosedur," katanya.
Hasil pemeriksaan sementara,
Buvanest Spinal yang diberikan ternyata bukan berisi Bupivacaine yang merupakan
obat bius, akan tetapi berisi asam traneksamat golongan antifibrinolitik yang
bekerja mengurangi pendarahan. Pihak RS Siloam mengaku sudah melakukan tindakan
operasi sesuai prosedur.
Sementara itu, Perusahaan farmasi
Kalbe Farma memberikan penjelasan terkait penarikan produk obatnya terkait
kasus meninggalnya 2 pasien Rs Siloam pekan lalu.
"Perseroan melakukan hal ini
sebagai prosedur pengendalian mutu dan tanggung jawab preventif agar konsumen
terlindungi secara maksimal," Ujar Vidjongtius, Corporate Secretary PT
Kalbe Farma Tbk.
Dalam laporannya tersebut Kalbe menyebut 2 produk yang ditarik yakni seluruh batch Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 ml dan Asam Tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml dengan nomor batch629668 dan 630025.
Dalam laporannya tersebut Kalbe menyebut 2 produk yang ditarik yakni seluruh batch Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 ml dan Asam Tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml dengan nomor batch629668 dan 630025.
"Bukan hanya obat anestesi
Buvanest Spinal yang ditarik, melainkan juga produk injeksi Asam Tranexamat
Generik," terang Vidjongtius.
Kalbe juga menyampaikan, pihaknya
telah memulai penelaahan lebih lanjut yang hingga kini masih berlangsung,
berkoordinasi dengan instansi pemerintahan terkait. Langkah ini sebagai
komitmen untuk bertanggung jawab atas segala produk dan layanannya
d. Menurut Anggota Komisi IX DPR
RI
Anggota Komisi IX DPR RI
mendatangi RS Siloam Karawaci, Kabupaten Tangerang, terkait tewasnya dua ki9pasien
akibat tertukarnya obat buvanest spinal. Seluruhnya ada enam anggota DPR yang
datang diketuai oleh Irma Suryani. Selain itu hadir juga Irgan Chairul Mahfidz
dan Ali Taher. Pihaknya juga memintai keterangan RS Siloam yang berlangsung
sekitar satu jam.
Anggota Komisi IX DPR RI Irma
Suryani mengatakan, dalam sidak tersebut ditemukan adanya kemasan obat yang
tidak sama dengan isinya. Kemasan obat buatan PT Kalbe Farma yang bertuliskan
bupivacaine atau untuk pembiusan, tapi isinya asam traneksamat yang bekerja
untuk membekukan darah.
"Memang ada kesalahan di
ampul (kemasan). Ampulnya tertulis obat anastesi 4 mili liter. Tapi isinya
bukan itu, dan volumenya 5 mili liter," kata Irma, Jumat (20/2).
Namun dari sisi prosedur operasi
terhadap korban, menurut Irma sudah sesuai. Sebelumnya, RS Siloam juga
memberikan label kembali kepada obat tersebut untuk mengantisipasi terjadinya
kesalahan.
"Siloam menambahkan stiker juga di obat tersebut, supaya tidak tertukar. Sebenarnya, dari sisi pengawasan sudah bagus. Hanya saja Siloam kemungkinan tidak tahu kalau isi obat itu benar sama dengan bungkusnya," papar ya.
"Siloam menambahkan stiker juga di obat tersebut, supaya tidak tertukar. Sebenarnya, dari sisi pengawasan sudah bagus. Hanya saja Siloam kemungkinan tidak tahu kalau isi obat itu benar sama dengan bungkusnya," papar ya.
Ditanya ada indikasi kesalahan
dari pihak RS Siloam, Irma mengaku belum bisa memutuskan. Pihaknya juga masih
mendalami dengan memeriksa PT Kalbe Farma.
"Kita juga tidak mau
mendahului investigasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan dan BPOM. Tapi kami
melakukan fungsi pengawasan kami dengan maksimal. Mudah-mudahan nanti bisa
diketahui jelas masalahnya, dan bukan karena mal praktik," ujarnya.
Sementara Irgan Chairul Mahfiz
menambahkan, dalam prosedur operasi, dokter menyuntikan obat tersebut satu kali
sebanyak 3 mili liter kepada pasien. Jika di kemasan tertulis 4 mili,
seharusnya masih sisa 1 mili.
"Namun ternyata pasca operasi korban meninggal. setelah dicek ternyata isi obat berbeda. Ini yang jadi persoalan," katanya.
"Namun ternyata pasca operasi korban meninggal. setelah dicek ternyata isi obat berbeda. Ini yang jadi persoalan," katanya.
e.
Menurut Keluarga Korban
Keluarga Rilda Amanda (33) pasien
yang meninggal pasca operasi caesar di RS Siloam telah mengikhlaskan peristiwa
tersebut. Sang suami, Ary Avianto (32), mengaku sudah mengikhlaskan kepergian
sang pendamping hidupnya.
"Kita sudah ikhlas. Pihak RS
Siloam dan Kalbe juga sudah berniat baik, jadi kita selesaikan ini baik-baik
saja," jelas Ary Avianto, di rumahnya di Perumahan Cipondoh Makmur, Jalan
Damai 5, Blok D8/32, RT 6/5, Kelurahan Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh,
Kota Tangerang, Rabu (18/2).
Menurut Ary, pihak RS siloam telah
bersedia bertanggung jawab dengan menanggung biaya pendidikan anak pertamanya,
pasca dilahirkan korban, pada Kamis (12/2) lalu.
"Yang penting Siloam sudah
memperhatikan si kecil. Mereka mau menanggung biaya pendidikan hingga S1,"
katanya.
Ketika ditanya terkait kronologis
peristiwa tersebut, Ary mengaku enggan menjelaskan. "Tidak usah diungkit
lagi ya. Kadang saya ke inget lagi, jadi sedih. Kasihan juga almarhum, biar dia
tenang," paparnya.
Melalui para tetangganya, pihak keluarga Rielda mengatakan, keluarga sudah ikhlas atas apa yang terjadi terhadap anaknya ketika operasi Caesar kemudian meninggal. Suaminya Ary Avianto pun juga sudah merelakannya.
"Keluarga bilang sudah ikhlas, mereka memang paham ini penyebab meninggal karena salah obat. Tetapi mereka tabah. Dan kini bayinya dalam penanganan keluarga, di rawat lah sama keluarga," ujar salah seorang tetangga Reilda bernama Ita.
Melalui para tetangganya, pihak keluarga Rielda mengatakan, keluarga sudah ikhlas atas apa yang terjadi terhadap anaknya ketika operasi Caesar kemudian meninggal. Suaminya Ary Avianto pun juga sudah merelakannya.
"Keluarga bilang sudah ikhlas, mereka memang paham ini penyebab meninggal karena salah obat. Tetapi mereka tabah. Dan kini bayinya dalam penanganan keluarga, di rawat lah sama keluarga," ujar salah seorang tetangga Reilda bernama Ita.
Dia
mengatakan, Rielda Amanda dimakam-kan di tempat pemakaman umum (TPU) Cipondoh
pada Jumat (13/2) lalu.
"Sudah
dimakankam di TPU Cipondoh, Jumat kemarin," tambahnya.
Kasus meninggalnya dua pasien
karena salah obat bius juga menjadi perhatian Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan
Maharani. Dia
mengaku sudah mengomunikasikan masalah itu dengan Menteri Kesehatan Nila
Moeloek.
Puan meminta Nila segera menarik
obat Buvanest Spinal 0,5 persen yang salah isi karena terlanjur tersalurkan ke
rumah sakit.
"Memang itu sudah koordinasi
dengan Badan POM dan Kementerian Kesehatan, untuk ditindaklanjuti adanya kedua
obat tersebut dan sudah ditarik dari pasaran untuk disetop peredarannya,"
kata Puan usai menghadiri Rapat Paripurna, di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Rabu (18/2).
Tidak hanya itu, pemerintah juga
sudah mengingatkan kepada perusahaan penyedia obat-obatan untuk mewaspadai
adanya pasokan obat-obatan ilegal yang bisa merugikan masyarakat.
"Kita juga sudan mengingatkan
kepada perusahaan yang mengedarkan, untuk mensetop obat palsu atau yang salah
dalam pelabelan penempatan obat tersebut di seluruh rumah sakit
se-Indonesia," paparnya.
Sementara itu, terkait sanksi hukum yang akan dilayangkan kepada pihak Rumah Sakit Siloam, Puan mengaku masih melakukan penyelidikan secara menyeluruh.
Sementara itu, terkait sanksi hukum yang akan dilayangkan kepada pihak Rumah Sakit Siloam, Puan mengaku masih melakukan penyelidikan secara menyeluruh.
"Sampai saat ini kami tetap
mencermati langkah apa yang menyeluruh apa yang terjadi di sebenarnya di rumah
sakit tersebut," tandasnya.
Tak mau warganya ada yang menjadi
korban, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, sudah memerintahkan
Kepala Dinas Kesehatan untuk mengecek ke seluruh rumah sakit Jakarta. Dia tak
mau ada obat anastesi Buvanest Spinal itu masih beredar luas.
Ahok tak mau berkomentar lebih
jauh siapa yang salah soal kasus ini. Dia hanya menegaskan, jangan sampai ada
lagi rumah sakit yang tak teliti.
"Kayaknya
udah ditarik ya, dinas sudah tahu," tambahnya.
PT. Kalbe
Farma dan RS siloam merupakan dua instansi ternama yang sudah tidak diragukan
lagi Standar Operasionalnya. Wajar jika berita ini buming bahkan sampai
menurunnya saham Kalbe secara drastis.
Tapi yang namanya musibah bisa menimpa siapa saja. Walaupun dugaan
sementara kesalahan ada dipihak PT. Kalbe tapi belum bisa ada yang memastikan.
Kemungkinan
kesalahan pertama ada dibagian labeling
karna label Buvanest
Spinal sama
dengan label asam traneksamat hanya berbeda pada bagian nama obatnya mungkin saja ada
kesalahan dalam membedakan label Buvanest Spinal dengan asam traneksamat
sehingga tertukar. Oleh karena itu kalbe tidak hanya menarik peredaran obat
buvanest spinal, asam traneksamat juga ikut ditarik dari peredaran.
Kemungkinan kesalahan kedua adalah
kesalahan pemerian obat. Buvanest Spinal Merupakan obat anastesi dan Asam
Traksenamat merupakan obat untuk mengatasi pendarahan. Kedua obat ini terdapat
diruang operasi jadi ada kemungkinan lain bahwa dokter atau perawat salah
memberikan atau mengambil obat dikarnakan buvanest spinal dan asam traksenamat
memiliki label yang mirip.
Kemungkinan ketiga ada sangkut
pautnya dengan demo kenaikan gaji karyawan PT Kalbe farma pada kamis (19/9/2013). Mungkin saja ada pihak ketiga yang
ingin menjatuhkan citra Kalbe Farma entah dengan bagimana caranya.
Memang
terdapat beberapa keganjalan pada kasus ini. Sebagai produsen obat ternama,
dalam satu hari bisa memproduksi ratusan bahkan ribuan obat yang dibuat secara
bersamaan dan disebarkan keseluruh rumah sakit di indonesia tapi mengapa hanya
terjadi pada RS siloam saja. Dan masih banyak keganjalan keganjalan lain.
Semoga
kasus ini bisa menjadi contoh bagi kita semua sejawat kefarmasian agar lebih
berhati hati serta meningkatkan keakuratan setiap proses yang berhubungan
langsung dengan tahapan tahapan dalam produksi obat di industri farmasi.
Kesalahan ini belum dipastikan hanya merupakan kesalahan dari PT. Kalbe Farma
saja, namun ini juga merupakan pembelajaran bagi seluruh Apoteker dan Investor
di industri farmasi di seluruh Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)